CIBARUSAH, BRAMASTANEWS.COM – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi secara langsung meninjau para penerima manfaat dari program Rutilahu dan SPALD-S yang digulirkan oleh Dinas Perkimtan Kabupaten Bekasi.
Kepala DPPKB Kabupaten Bekasi, Firzawati mengatakan, kedua program tersebut sangat berkaitan erat dengan aspek-aspek dan prioritas dinasnya terhadap permasalahan dan pencegahan stunting di Kabupaten Bekasi.
“Kolaborasi yang dilakukan Disperkimtan sangat berkorelasi terhadap program yang kami usung terutama penurunan stunting, dimana target-target yang telah ditetapkan atau sasaran yang kami kunjungi memang merupakan keluarga yang berisiko stunting,” ucap Firzawati, Rabu (17/05/23).
Firzawati juga menjelaskan, para penerima manfaat ini memang terindikasi sebagai keluarga berisiko stunting. Hal itu dikarenakan rumah tinggal yang tidak layak huni dan pola hidup sehat dengan sarana sanitasi yang layak tidak terpenuhi oleh masyarakat penerima manfaat.
“Kondisi masyarakat tidak memiliki sarana MCK, jika nanti menikah kemudian memiliki anak. Nah itu yang kemudian dikhawatirkan menjadi indikator terjadinya stunting, maka dari itu kedua program ini sangat penting untuk mengatasi permasalah stunting dari sisi kelayakan hidup masyarakat,” katanya.
Firzawati menyebutkan, berdasarkan data yang ada, di Kabupaten Bekasi sendiri masih ada sekitar 3.899 anak di bawah usia dua tahun (baduta) yang menjadi fokus perhatian dari DPPKB untuk dilakukan pendampingan secara intens demi mengintervensi angka stunting di Kabupaten Bekasi.
“Kami ada 2.000 lebih tenaga tim pendamping keluarga. Nanti Insya Allah akan kita dampingi termasuk semua keluarga berisiko stunting ini,” ujarnya.
Melalui pendampingan tersebut, dirinya berharap berharap akan ada perubahan mindset atau cara berpikir dari masyarakat untuk bisa lebih peduli dengan kesehatan keluarga.