Garut,Bramastanews.com
Garut, Penjabat (Pj) Bupati Garut, Barnas Adjidin, secara resmi membuka Acara Peringatan Hari Internasional Lansia dan Syiar Day Care Lansia Aisyiyah yang digelar di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Rabu (16/10/2024). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Garut.
Dalam sambutannya, Barnas Adjidin menyampaikan apresiasinya terhadap peringatan yang diprakarsai PDA Garut. Ia juga menyinggung pengalamannya sebagai mantan Kepala Balai Lansia di Provinsi Jawa Barat selama tiga tahun, di mana ia turut serta meningkatkan kualitas layanan untuk lansia di Jawa Barat.
Pj. Bupati Garut mengungkapkan, bahwa menjadi lansia adalah fase yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, imbuhnya, penting bagi kita untuk memberikan manfaat kepada mereka sebelum memasuki usia lanjut. Ia juga menekankan pentingnya _day care_ lansia sebagai sarana untuk menjaga kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, dan martabat para lansia.
“Oleh karena itu, kegiatan _day care_ lansia adalah kegiatan yang sangat diharapkan, agar nanti para lansia itu sehat, bahagia, sejahtera, bermartabat,” ungkapnya.
Barnas berharap, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberdayakan lansia akan menjadi fondasi bagi Indonesia untuk mencapai status sebagai salah satu dari 10 negara terbaik dunia pada tahun 2045.
Ketua PDA Kabupaten Garut, Eti Nurul Hayati, dalam kesempatan yang sama memaparkan bahwa berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2023, 12% atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia saat ini memasuki usia lansia. Menurut proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada tahun 2045 jumlah lansia diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 61,4 juta jiwa atau 20-25% dari total penduduk.
“Di antara jumlah lansia tersebut terdapat lansia miskin, terlantar, dan lansia disabilitas. Dalam hal ini, maka lansia harus berdaya, dengan beberapa slogan ‘Lansia Setaman’ yaitu Sehat, Taqwa, Mandiri, dan Bermartabat,” ucapnya.
PDA Garut, lanjut Eti, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap isu-isu lansia dan mendorong lingkungan yang mendukung kualitas hidup mereka. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menghargai kontribusi dan pengalaman para lansia, serta mendorong partisipasi lintas generasi dalam kegiatan yang mendukung kesejahteraan lansia.
“Juga danya strategi multipihak untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, dan bermartabat,” lanjutnya.
Eti juga menjelaskan program unggulan PDA Garut, yakni Balai Sakinah Aisyiyah (BSA) yang mencakup 12 BSA Reguler di enam desa dari empat kecamatan. Selain itu, PDA memiliki program Sekolah Lansia Berdaya yang tersebar di beberapa kecamatan, termasuk Karangpawitan, Sukawening, Bayongbong, Garut Kota, Tarogong Kidul, dan Kadungora.
Program ini berlangsung selama 10 bulan dengan pertemuan setiap bulan. Setelah menyelesaikan program, para lansia akan diwisuda pada bulan ke-11. Eti berharap, program yang dimulai pada September 2024 ini dapat berjalan lancar hingga tahun depan.
“Mudah-mudahan mulai kemarin bulan September pertama kali diadakan sekolah lansia, nanti bisa berjalan tiap bulan dan 10 bulan tamat, (bulan) 11-nya diwisuda di tahun yang akan datang,” tandasnya.
Pihaknya berharap program ini terus berlanjut, sehingga lansia di Garut dapat semakin berdaya dan mendapatkan penghargaan yang layak.(Ar)