PALI Surga Nostalgia bagi Turis Belanda, Paul Napak Tilas Jejak Sang Ayah di Bumi Serepat Serasan

oleh -2009 Dilihat

PALI – Bramastanews.com, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) di Sumatera Selatan bukan hanya dikenal sebagai daerah penghasil minyak dan gas (migas), tetapi juga menyimpan jejak sejarah kejayaan industri perminyakan yang kini menjadi daya tarik wisata sejarah, terutama bagi wisatawan mancanegara.

Foto: Stanvac Airport (Latief/dok)

Salah satunya, pasangan asal Belanda, Paulus Sanders dan Helena Sanders, yang datang untuk napak tilas kejayaan masa lalu PT Stanvac Indonesia (PTSI) di Bumi Serapat Serasan.

Kunjungan Paul dan Helena bukan sekadar wisata biasa. Mereka tergabung dalam program Explore South Sumatra Heritage Trip, sebuah perjalanan nostalgia yang membawa wisatawan menjelajahi tapak-tapak warisan sejarah perminyakan di pedalaman Sumatera Selatan.

BACA JUGA  Wartawan Dianiaya Bos Toko Obat Depan Kantor PWI Bekasi

Menurut Kiemas Abdul Latif, tour guide asal Palembang sekaligus Ketua DPD HPI Sumatera Selatan itu, Paul memiliki ikatan emosional yang kuat dengan PALI. Ayahnya adalah seorang tentara Belanda yang dahulu ditugaskan sebagai pengamanan di perusahaan minyak Stanvac.

“Ayah Paul pernah bertugas di sini sebagai pengamanan Stanvac, jadi kunjungan ini sangat personal. PALI memiliki tempat istimewa dalam sejarah keluarganya,” jelas Latif.

Meskipun hanya beberapa jam di PALI, pasangan ini mengunjungi sejumlah lokasi dan tempat bersejarah peninggalan Stanvac yang hingga kini masih menjadi saksi kejayaan industri migas masa lampau. Beberapa di antaranya adalah Stanvac Airport, Gereja, komplek perumahan karyawan, ladang minyak tua, rumah sakit eks-Stanvac, lapangan golf, dan gedung pertemuan eksklusif yang dahulu menjadi pusat aktivitas sosial ekspatriat.

BACA JUGA  HASIL LEMBAGA SURVEI di Pusaran Pilkada Purwakarta 2024, Masihkah Layak Dipercaya?

“Stanvac Airport bukan sekadar landasan pesawat. Itu simbol kemajuan luar biasa. Bayangkan saja, di masa itu, wilayah pedalaman Sumatera Selatan sudah memiliki bandara sendiri untuk mendukung aktivitas perusahaan internasional. Ini membuktikan betapa kayanya bumi PALI di masa lalu,” ujar Latif menambahkan.

Selain kekayaan migasnya, warisan sejarah dan budaya yang melekat kuat menjadikan PALI sebagai surga nostalgia—terutama bagi mereka yang memiliki hubungan historis dengan daerah ini. Kunjungan Paulus dan Helena menjadi bukti bahwa PALI bukan hanya tentang energi, tetapi juga tentang memori, sejarah, dan identitas yang layak untuk terus digali dan dilestarikan.(Bm/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *