Kenapa sih Jutaan Orang Selalu Memandang Gen Z Sebelah Mata?
Generasi Z, atau lebih dikenal sebagai Gen Z, sering kali menjadi kambing hitam di tempat kerja. Mereka dicap sebagai generasi manja, tidak tahan banting, dan terlalu banyak menuntut.
Tapi, pernahkah kita bertanya, kenapa mereka dipandang seperti itu?
Survei dari Mojok menunjukkan bahwa 70% pekerja Gen Z merasa bahwa tuntutan terhadap mereka seringkali tidak realistis.
Mereka dituntut untuk loyal tanpa mendapatkan dukungan yang cukup, apalagi penghargaan.
Sementara itu, mereka dihadapkan pada lingkungan kerja yang toxic, di mana atasan lebih sering marah-marah daripada memberikan arahan yang jelas.
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya salah?
Gen Z: Generasi yang Serba Salah di Dunia Kerja
Di dunia kerja, Gen Z seringkali diharapkan untuk memberikan inovasi dan kreativitas. Tetapi ironisnya, mereka justru terjebak dalam lingkungan yang kaku, penuh senioritas, dan aturan yang membatasi.
Akibatnya, bukannya produktif, mereka malah merasa terkekang.
Menurut data dari LinkedIn, lebih dari 80% pekerja Gen Z terbuka terhadap perubahan dan sangat mahir dalam memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan masalah.
Mereka bukan generasi yang hanya “ikut-ikutan”, tapi mereka adalah agen perubahan yang siap membawa ide-ide segar dan solusi inovatif.
Namun, apa jadinya jika potensi besar ini justru terhambat oleh budaya kerja yang kuno dan tidak mendukung?
Gen Z sering kali merasa terisolasi dan tidak diberikan ruang untuk berkembang. Alhasil, banyak dari mereka yang memilih untuk “keluar” atau hanya sekadar “bertahan” tanpa menunjukkan potensi terbaik mereka.
Gen Z, Solusi di Tengah Masalah
Penelitian menunjukkan bahwa Gen Z adalah generasi yang sangat solutif dan inovatif.
Mereka tidak takut mencari jalan pintas untuk menyelesaikan masalah, bahkan dengan cara-cara yang tidak pernah terpikirkan oleh generasi sebelumnya.
Sebuah tweet dari @worksfess bahkan menunjukkan keluhan pekerja Gen Z tentang betapa sulitnya berkembang dalam lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Ketika seorang pekerja merasa tidak dihargai atau diabaikan, tentu saja, loyalitas dan produktivitas akan menurun.
Ini bukan salah mereka, melainkan kesalahan sistem yang tidak mampu mengakomodasi kebutuhan dan cara kerja generasi ini.
Sebuah tweet dari @worksfess bahkan menunjukkan keluhan pekerja Gen Z tentang betapa sulitnya berkembang dalam lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Tetapi, kenapa tidak semua Gen Z mau mengeluarkan potensi itu di dunia kerja?
Jawabannya terletak pada lingkungan kerja yang tidak mendukung.
Ketika mereka dihadapkan pada senioritas yang berlebihan dan budaya kerja yang rigid, mereka merasa tidak dihargai.
Akhirnya, banyak dari mereka yang memilih untuk menahan diri atau bahkan meninggalkan pekerjaan mereka .
HR dan Leader Harus Maju Paling Depan?
Sebagai HRD atau leader, memahami era Gen Z bukan hanya penting—itu adalah keharusan! Karyawan adalah ujung tombak perusahaan.
Jika kita bisa mengasah mereka, goal perusahaan akan tercapai dengan lebih cepat dan efisien.
Tapi jika kita masih terjebak dengan cara-cara lama, kita hanya akan kehilangan talenta-talenta terbaik yang sebenarnya bisa membawa perusahaan ke level berikutnya.
Di Sekolah HRD Gila, kami akan mengajarkan cara-cara “gila” dan nyeleneh yang belum pernah terpikirkan sebelumnya untuk mengelola dan memotivasi Gen Z di kantor.
Ini bukan soal teori semata, tetapi teknik dan tips praktis yang telah terbukti berhasil.
Temukan Solusinya di Sekolah HRD Gila, Bisnishack
Biasanya, kursi di Sekolah HRD Gila akan penuh dalam hitungan hari karena puluhan manager, leader, dan HRD sudah mendaftarkan diri lebih dulu.
Yukk segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran.
Hubungi: Reny Violeta
wa.me/6281392077733
Email: [email protected]
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES