Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Masa Pubertas, Jangan Diabaikan!

oleh -80 Dilihat
oleh

Kesehatan secara keseluruhan adalah hal tak ternilai, termasuk kesehatan reproduksi yang sering kali terabaikan. Saat menjelang masa pubertas, fisik tiap individu mengalami perubahan dan sistem reproduksi pun berkembang. Pada wanita, masa pubertas ditandai dengan menstruasi. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas?

Sebelum mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi, yuk kenali dulu apa itu pubertas, menstruasi, hingga kalendar datang bulan. Baca selengkapnya di sini.

Apa itu pubertas?

Pubertas adalah kondisi saat secara fisik mulai beranjak dewasa bermula di usia 10-19 tahun. Ini terjadi saat kelenjar seukuran kacang di dekat otak atau dikenal juga kelenjar pituitari memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan hormon. Ini adalah tanda remaja yang sehat.

Perubahan ciri fisik dan biologis pada remaja perempuan

Baik perempuan maupun laki-laki saat masa pubertas akan mengalami perubahan emosional, fisik, dan biologis. Kondisi ini akan dipengaruhi hormon. Hormon merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi serta perubahan lain di seluruh tubuh yang menjadi tanda masa pubertas.

Namun, secara khusus apa saja perubahan yang menandai pubertas khususnya pada remaja perempuan?

1. Perubahan emosional dan sosial pada remaja perempuan biasanya ditandai dengan:

2. Perubahan suasana hati yang tidak menentu

3. Perubahan pola pikir dan dapat membuat keputusan sendiri

4. Mengenal dan membutuhkan lebih banyak privasi

Sedangkan, perubahan fisik dan biologis yang terjadi pada remaja perempuan dapat ditandai dengan:

1. Tumbuhnya payudara dan rambut-rambut di daerah kewanitaan

2, Pinggul lebih lebar

3. Kulit wajah mulai berminyak dan muncul jerawat

BACA JUGA  5 Kelebihan Pasang Lantai Vinyl di Kantor, Simak Sebelum Diaplikasikan!

4. Mengalami datang bulan atau disebut menstruasi

Pengertian menstruasi

Menstruasi adalah bagian alami dari siklus reproduksi wanita. Saat menstruasi sel telur terlepas, bergerak ke dalam rahim melalui saluran tuba. Jaringan dan darah akan melapisi dinding rahim untuk pembuahan.

Nah, karena tidak dibuahi, lapisan rahim yang menebal akan lepas dan meluruh dalam bentuk darah dan dikeluarkan melalui vagina yang kita sebut dengan menstruasi. Pada saat inilah memerlukan pembalut.

Remaja perempuan dan wanita usia reproduktif akan mengalami menstruasi setiap bulan selama 2-7 hari. Menstruasi akan berlanjut sampai wanita mencapai masa menopause (berakhirnya menstruasi) di usia antara 40-55 tahun.

Siklus menstruasi pada umumnya sekitar 28 hari atau bisa saja bervariasi antara 21-35 hari. Namun, selama satu atau dua tahun pertama setelah menstruasi dimulai, siklus bisa saja tidak teratur. Kalau ingin mengetahui siklus menstruasi, mulailah menggunakan kalender datang bulan.

Kalender datang bulan, memantau menstruasi pertama

Image

Manfaat kalender datang bulan adalah untuk mengetahui dan memantau siklus menstruasi. Caranya mudah, cukup menandai hari pertama menstruasi bermulai sampai hari berikutnya pada kalender. Tandai dengan “x” atau “o”, dan hitung tanda pertama sebagai “hari pertama” dari siklus menstruasi.

Jika melakukannya setiap bulan, maka akan diketahui dan diperkirakan kapan menstruasi berikutnya dimulai. Namun, bisa saja siklus menstruasi tidak sesuai dengan kalender. Ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti kelelahan, stres atau banyak pikiran, kurang asupan makanan bergizi.

Premenstrual symptoms (PMS) sebelum masa menstruasi

Premenstrual syndrome (PMS) terjadi sebelum menstruasi. Gejala setiap orang berbeda dan dapat berubah. Namun, secara umum gejala PMS meliputi:

BACA JUGA  VRITIMES Mengumumkan Kerjasama Strategis dengan Portalmadura.com untuk Diseminasi Press Release

1. Nyeri saat haid

2. Kram perut

3. Nafsu makan meningkat

4. Perut kembung

5. Mual

6. Merasa lelah

7. Pingsan

8. Sakit kepala

9. Sakit punggung

10. Merasa tidak nyaman

Gejala lain seperti perubahan psikologis dan emosional juga bisa terjadi. Remaja perempuan biasanya menjadi lebih sensitif, seperti mmudah marah atau sedih menjelang menstruasi atau saat menstruasi. 

Bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas?

Setelah mengetahui seluk-beluk pubertas dan menstruasi, yang harus menjadi perhatian adalah cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas. Berikut cara yang bisa diterapkan, terutama bagi remaja perempuan:

1. Pola hidup sehat

Lakukan olahraga rutin seperti jalan cepat maupun lari. Istirahatlah yang cukup dan konsumsilah makanan yang bergizi. Hindarilah stres karena dapat memengaruhi hormon menjadi tidak seimbang.

2. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol

Rokok dapat menyebabkan kanker dan gangguan pada jantung. Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat membahayakan ovarium, rahim dan area lain di sistem reproduksi. Sama halnya dengan alkohol yang berlebih dapat mengganggu kesuburan dan hormon.

3. Tingkatkan konsumsi kalsium dan magnesium

Magnesium mampu meredakan sakit kepala, pusing dan gula darah rendah karena menstruasi, sedangkan kalsium dapat mencegah gejala sebelum menstruasi.

Kalsium dan magnesium dapat ditemukan dari rumput laut, biji wijen, alpukat, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, dan juga kelapa.

4. Pintar memilih pembalut dan tisu

Pilihlah pembalut yang aman dan bebas dari bahan berbahaya. Hindarilah tisu dan pembalut yang mengandung parfum atau pewangi karena dapat mengganggu pH alami dalam vagina.

BACA JUGA  Inilah Cara Terbaik Memilih Platform Staking USDT untuk Hasil Maksimal

5. Gantilah pembalut secara rutin

Ketika menstruasi, pembalut menjadi lembap. Oleh karena itu, gantilah pembalut secara rutin agar tidak iritasi dan bebas dari infeksi.

6. Bersihkan organ intim

Ketika membersihkan organ intim, hindarilah penggunaan sabun, gel, ataupun antiseptik. Ketiga hal tersebut dapat merusak pH dalam vagina dan memicu iritasi.

Di dalam vagina terdapat bakteri sehat yang dapat menjaga kadar pH vagina itu sendiri sehingga tak perlu membersihkan dengan sabun, gel, ataupun antiseptik.

7. Tidak melakukan kegiatan seksual yang berisiko tinggi

Penting bagi remaja dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk menerima edukasi yang cukup terkait hubungan seksual. Jika sembarangan, kegiatan seksual dapat berisiko pada penyakit menular seksual (PMS), seperti HIV/AIDS, sifilis, dan penyakit seksual lainnya.

8. Teliti dalam membeli dan menggunakan celana dalam

Saat membeli celana dalam, pastikan yang berbahan katun karena dapat menyerap keringat dan membiarkan vagina “bernafas”. Pilihlah ukuran yang pas dengan tubuh. Jangan terlalu kecil dan terlalu besar. Pastikan rutin mengganti celana dalam. Dalam sehari, gantilah celana dalam sebanyak 2 kali.

Itulah informasi yang perlu remaja perempuan ketahui. Jangan lupa untuk selalu mempraktikkan cara menjaga kesehatan reproduksi terutama pada masa pubertas hingga kapan pun, ya! Temukan juga informasi lengkap seputar female wellness di www.yoona.id.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Penulis: Editor

Gambar Gravatar
Direktur Di PT. Internusa Media Group