Purwakarta-Jabar || Bramastanews.com_Rusaknya jaringan irigasi SI-Cisomang yang berlokasi di Desa Depok Kecamatan Darangdan sampai saat ini belum mendapatkan tindaklanjut dari pihak terkait.
Hancurnya infrastruktur jaringan irigasi tersebut berdampak terhadap jumlah aliran air (debit) ke wilayah hilir yang berlokasi di wilayah kecamatan Plered. Jumlah luas sawah di wilayah tersebut diperkirakan ratusan hektar, dan mengandalkan aliran air dari jaringan irigasi SI-Cisomang.
Kerusakan yang terjadi sebabkan kebocoran aliran air yang berjumlah cukup signifikan di wilayah Rt02 dan Rt03 Rw01 Kampung Nanggeleng Desa Depok.
Kerusakan lain yang terjadi diantaranya, 3 Curug (terjunan) kondisinya hancur dan 4 lainnya alami kerusakan cukup serius. Hancurnya Curug (terjunan) di dua titik terparah berpotensi timbulkan longsor sebab Abrasi yang terjadi akibat adanya perubahan arah aliran air.
Lokasi yang berpotensi terjadinya longsoran tanah akibat abrasi tersebut berada di Kampung Cinutug pada jaringan irigasi arah ke Kampung Cihamerang Desa Cibogogirang Kecamatan Plered.
Menyikapi hal tersebut, Komunitas Madani Purwakarta (KMP)-Darangdan mengaku pihaknya sudah bersurat ke Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat yang ditembuskan ke Perum Jasa Tirta II (PJT) dan Dinas PUPR Purwakarta beberapa waktu lalu untuk meminta dilakukannya perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi.
Dalam penjelasannya, KMP juga sebut selain kerusakan yang terjadi, sungai yang berlokasi di wilayah itu sekarang minim pemeliharaan, tidak seperti dahulu yang kondisinya selalu bersih dan rapi.
“Padahal dulu pegawai Pengairan yang biasa lakukan pembersihan hanya 4 orang, tapi pinggiran dan badan sungai selalu bersih dan rapi. Sekarang pegawai banyak, tapi malah tidak terawat,” jelas seorang warga.
Terpisah, seorang petani pada awak media sampaikan keluhannya terkait kondisi irigasi Cisomang,
“Sekarang jadi acak-acakan, Irigasi hancur dan pupuk mahal saat ini, kami seperti disepelekan dengan keadaan seperti ini, padahal bidang pertanian itu menghasilkan sumber pangan utama, tapi kenyataannya kurang diperhatikan, kerusakan yang terjadi berdampak pada aliran air ke wilayah hilir, jumlah aliran air jelas berkurang, sampai-sampai sawah ditanami jagung dan pohon pisang akibat air tidak sampai,” ungkapnya.
“Air banyak terbuang akibat kerusakan (kebocoran) di beberapa tempat, coba dikontrol berapa hektar sawah yang tak teraliri air,” pungkasnya.
Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat dan PJT II diminta segera lakukan upaya Perbaikan agar kerusakan tidak bertambah parah.
Kita sudah lakukan upaya dengan bersurat ke Dinas PSDA Provinsi, PJT II dan tembusan ke Dinas PU Purwakarta serta berkomunikasi dengan anggota dari Komisi III DPRD Purwakarta, sampai saat ini komunikasinya baru terhubung, kita akan terus berupaya agar segera ada upaya perbaikan,” ungkap Ketua Kmp-Darangdan.(Gun)