Hari Jadi Koperasi Yang 77 Tahun Hadiri Prof. Dr. Achmad Soebagdjo

oleh -328 Dilihat

Bandung//Bramastanews.com.

Gelar acara hari jadi Koperasi yang ke 77 di hadiri oleh Prof. Dr. Achmad setiap momen akan ada maknanya bertepatan pada hari Kamis, 25/7/2024 di Hotel Haris Jalan Pelajar Pejuang.

Mengulang ke. 77 tahun yang lalu ketika Gerakan Koperasi di Tasikmalaya seluruh Indonesia ada 500 sejarah tertulis berkumpul di Tasik saat itu di Bandung sedang ada pendudukan kembali Belanda masuk ke Bandung dan orang Bandung rela aset-asetnya diambil oleh Belanda lalu dibakar Maka nya kemudian menjadi Bandung Lautan Api.dan mereka

Mereka pun ke selatan ke Tasik dan di sana membuat sebuah gerakan generasi sekarang yang tidak sempat menyaksikan dan membayangkan bahwa Bagaimana berkecamuknya kondisi psikologis masyarakat dan warga yang tidak punya rumah.

Lalu kemudian ingin bangkit dari perekonomian yang lemah maka ekonominya bangkit nah disitulah yang menjadi salah satu pilihan adalah bersama kalau bahasa Jawa Bilang guyub sesarengan kebersamaan”. tandanya.

Untuk bisa mengatasi kondisi tidak bisa sendirian karena kita harus bersama- sama bangkit, “maka berkoperasi di Tasik semua yang memiliki keahlian berkumpul adanya keahlian di bidang tekstil ada yang punya keahlian dibidang membuat produksi tahu tempe ada yang punya keahlian di bidang apa menganyam, bidang pertanian”.

Dengan keahlian masing-masing itu mereka berjuang menghasilkan barang menghasilkan jasa lalu kita tahu sampai sekarang ada yang namanya koperasi batik ada yang menjadi gabungan koperasi batik Indonesia.

Jawa Barat ini penuh dengan sejarah bahwa bangkitnya ekonomi Indonesia itu yang terinspirasi dari Kondisi hanya waktu itu saja, Tetapi bisa bangkit dan membuat ekonomi kita menjadi bergerak kembali.

Perusahaan seperti yang kita lihat sekarang tidak ada yang namanya Astra tidak ada yang namanya Sinarmas mereka nggak bisa menolong apa-apa yang bisa menolong adalah keluarga kita sendiri.

BACA JUGA  Di Saat Rakyat Menjerit, Pemkab Aceh Utara Hibahkan Mobil Fortuner Atas Usulan Kejaksaan

Kita sebagai Masyarakat kecil yang beroperasi dan kemudian memproduksi sekarang Sudah sudah terpinggirkan sekarang kita nggak melihat lagi, Bagaimana megahnya gabungan koperasi susu Indonesia yang gedungnya sekarang masih begitu besar yang ditinggalkan berarti artinya pada masa-masa itu luar biasa jayanya GMBI juga punya gedung yang sekarang dipinjam oleh BRI.

kita bisa bayangkan seberapa mereka punya kekuatan ekonomi waktu itu dengan dukungan pemerintah ketika pemerintah tidak lagi peduli dengan koperasi maka kita bisa bayar masyarakat Kecil suruh menghadapi konglomerasi tidak masuk akal lalu dimana pembelaan dan kehadiran pemerintah? momen penting untuk pemerintahan baru ini momen penting untuk pemerintahan baru.

Pemerintahan baru sudah tidak peduli karena kita semua dalam dalam kondisi jajahan semua tentang kita tentunya dalam itu kalau tidak ada harapan lebih baik kita mati akhirnya.

harapan dan harapan itu sebagai anak – anak bangsa tentunya kita berharap ada bapak-bapak kita yang memegang kendali pemerintahan yang memegang kendali kebijakan kita berharap mereka kembali menengok sejarah bahwa bangsa ini hadir karena
keringat para leluhur kita yang memperjuangkannya.

Akhirnya mereka memilih koperasi artinya ,sebuah warisan kalau kita tidak bisa membeli warisan dari leluhur maka kita adalah anak durhaka dan saya kira kita tahu bagaimana nasib seorang anak durhaka pasti dilaknat oleh Tuhan tidak mau itu terjadi.

Koperasi ini harus diperjuangkan makanya menurut hemat kami bahwa ini perjuangan belum selesai karena anak bangsa yang sekarang tidak memiliki akses terhadap produksi produksi final dan strategis yang dikuasai oleh segelintir orang tak bertanggung jawab.

Pemerintah bergerak anak bangsa semua bergerak dan dunia pendidikan akan tetap mengawal sebagai sebuah kewajiban untuk bisa mendampingi masyarakat karena kami tidak bisa melakukan apa-apa.

BACA JUGA  Arak-Arak Pendukung Penuhi Pelabuhan Fery, Sambut Kedatangan Paslon Rifki-Farid.

Kami bukan pengambil kebijakan kami juga bukan Memiliki kekuatan Ekonomi,tapi hanya bisa berbagi untuk berpikir merenung dan kemudian menyiapkan diri untuk menghadapi perekonomian yang terpuruk.

Dengan adanya koperasi ini tujuannya ke depan buat para korban-korban ataupun permasalahan dan kesempatannya Baik.

Koperasi itu dalam konteks kebijakan itu sebagai sesuatu yang Marginal sesuatu yang kecil sesuatu yang mikro kemudian dia tidak bisa melakukan sebuah pameran karena batasan regulasi-regulasi dibatasi pada koperasi- koperasi yang besar.

Di negara lain itu karena mereka berkolaborasi satu koperasi dengan koperasi yang lain di Indonesia disuruh untuk sendirian Katanya tadi lihat ketika mendapatkan penghargaan ada Koperasi Pegawai ada Koperasi produsen ada koperasi karyawan, ketika sendiri-sendiri inilah arti konteks yang sebenarnya di sebuah penjajahan kita bersatu karena kita tidak bisa bekerja sama satu dengan yang lain.

Cara pandang yang keliru dan salah besar ketika mengajak peserta koperasi dan ingin memesan koperasi tapi kemudian disitu tidak ada semangat berkoperasi semangat untuk bisa bekerja sama satu dengan yang lain.

Nah ini yang kemudian satu hal juga kita masuk dalam sebuah jebakan karena koperasi ketika tidak bersentuhan dengan teknologi maka koperasi tidak akan bisa bersentuhan dengan anak milenial dan gen z dan milenial semuanya pegang handphone dan ternyata yang ada di handphone adalah pinjaman online.

Mereka dengan mudah bisa mengakses untuk mendapatkan pinjaman Online tapi mereka tidak memahami resikonya makanya di dalam penelitian kita inklusi keuangan kita harus bisa mengatur pengeluaran anggaran.

Masyarakat yang sudah bisa terkoneksi dengan layanan keuangan itu sudah 85,9% hampir 100% masyarakat kita bisa pinjam ke lembaga keuangan Apakah itu bank apakah itu Lembaga keuangan bukan bank atau fintech itu bisa dengan mudah tapi literasinya tingkat kita itu tidak ada 50% baru 49% Artinya bahwa ketika pinjam itu Paham harus paham jangan sampai mereka tidak paham.

BACA JUGA  Ratusan Santri Pontren Dibekali Jaksa Cegah Radikalisme & Narkotika

Bahwa ketika mereka mengakses keuangan lewat digital data mereka sudah masuk yang namanya dalam big data termasuk dalam big data lalu kemudian mereka blacklist karena tidak mau atau tidak mampu menyelesaikan kewajiban maka artinya dia untuk berikutnya terkait dengan akses keuangan yang berada dibawah supervisi OJK artinya masa depan mereka sebetulnya sedang terancam.

Kenapa jadi pengusaha balik sudah terbaik untuk mendapatkan akses keuangan itu apakah sesuatu yang baik atau tidak, “Saya kira kita sudah bisa membacanya itulah tadi disampaikan di kota Bandung aja 15 trillion bayangkan 1 Kota 12 triliun bukan 1 provinsi.

Anak-anak muda SMA dan mahasiswa semua. Bagaimana kondisi kedepan sudah seperti itu artinya kita menutup masa depan mereka untuk mendapatkan akses formal dan membantu anak itu sangat terlebih lagi kalau kemudian mereka menggunakan fasilitas digital dan kemudian disitu ditambah dengan literasi kaca pendidikan”. Unggahnya.

Eksistensi dan koperasi akan mewujudkan sebuah makna realitas bukan hanya sekedar mana idealitas Kita pingin ideal tapi nggak akan membumi kalau kemudian tidak ada literasi tidak ada pendidikan Tidak ada pendampingan Shakira koperasi perlu mengejawantah pada arti dan fungsi yang sebenarnya”. Tandasnya

Dibandingkan tahun 2023 dengan 2004 perkembangan konsep Koperasi itu dilaporkan di angka 1,7 triliun sekarang sudah angka di 2,25 trilyun artinya pertumbuhan tetap aja pertumbuhan dan cukup signifikan Menurut saya itu kalau di presentasi dari angka 1,7 jadi 2 itu kurang lebih sekitar lebih dari 30%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *