Webinar Gratis Mengenai Pengelolaan Hutan dan Skema Carbon Trading di Indonesia, Daftar Sekarang

oleh -100 Dilihat
oleh

Daftarkan diri Anda dalam webinar gratis Green Skilling: Pengelolaan Hutan dan Karbon Biru Berkelanjutan untuk Penyeimbang Emisi Karbon Individu dan Perusahaan pada 14 Maret 2024 pukul 15.30-17.05 WIB.

Menurut World Research Institute (WRI), Indonesia masuk ke dalam 10 besar penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Indonesia tercatat menghasilkan 965,3 MtCO2eq atau setara 2% dari total emisi secara global. Sumber emisi tersebut berasal dari sektor energi termasuk pembakaran bahan bakar fosil.

Sebagai langkah untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin 13 mengenai upaya mengurangi dampak perubahan iklim, LindungiHutan senantiasa berkolaborasi dengan berbagai pihak melakukan aksi penghijauan di berbagai lokasi di Indonesia, seperti penanaman mangrove.

BACA JUGA  Warih Andang Tjahjono: WNI Pertama yang Jadi CEO Toyota & Berhasil Ekspor 2 Juta Mobil

Hutan mangrove di Indonesia memiliki potensi besar untuk sebagai solusi untuk mengatasi perubahan iklim dan sebagai ekosistem karbon biru. Lebih lanjut, dapat dimanfaatkan pula untuk bertransaksi melalui skema carbon trading/perdagangan karbon.

Merespon hal tersebut, LindungiHutan mengadakan Webinar Green Skilling dengan tema Pengelolaan Hutan dan Karbon Biru Berkelanjutan untuk Penyeimbang Emisi karbon Individu dan Perusahaan pada Kamis, 14 Maret 2024 pukul 15.30-17.05 WIB secara daring.

Webinar ini akan menghadirkan dua pembicara yaitu Alma Cantika Aristia (Product Manager LindungiHutan) dan Haryo Ajie Dewanto (Technical Director Rimba Raya Conservation), serta Dara Putri Maharani sebagai MC sekaligus Moderator.

BACA JUGA  Prediksi Harga Ethereum: Apakah ETF akan Membawa ETH ke Puncak $5000?

Webinar Green Skilling kali ini akan membahas tentang blue carbon/karbon biru dan pengelolaan kawasan hutan berdikari-berkelanjutan untuk penyerapan dan penyimpanan emisi karbon di Indonesia.

Product Manager LindungiHutan, Alma Cantika Aristia mengatakan, Indonesia memiliki potensi blue carbon yang besar mengingat negara ini adalah negara kepulauan, namun belum dimanfaatkan secara optimal.

“Potensi blue carbon di Indonesia itu besar, apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan. Biodiversitas lautnya melimpah dan potensi untuk penyimpanan/stok karbonnya pun juga besar, tetapi untuk pemanfaatan belum optimal. Masih banyak masyarakat menebang mangrove untuk dijadikan tambak dan masyarakat pun belum peduli dengan lingkungannya,” ujar Alma.

BACA JUGA  Eratani, UPL Indonesia, dan BPJS Ketenagakerjaan Wujudkan Perlindungan Jaminan Sosial untuk 1.000 Petani Binaan Eratani melalui Program Setiani

Webinar ini bersifat umum dan gratis/tanpa dipungut biaya. Segera daftarkan diri Anda melalui tautan https://tinyurl.com/greenskilling3.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Penulis: Editor

Gambar Gravatar
Direktur Di PT. Internusa Media Group