Kolaborasi Peduli Lingkungan: ASN di PALI Pinjamkan Lahan Demi Kebersihan Desa

oleh -761 Dilihat

PALI – Bramastanews.com, Di tengah tantangan pengelolaan sampah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak desa, sebuah harapan lahir dari kepedulian dua warga Desa Karang Agung, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Mereka adalah Wantoro, S. Kep., M. Kes., dan Marlina, S. Kep., pasangan suami istri yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Kesehatan PALI. Tanpa banyak bicara, keduanya dengan tulus meminjamkan lahan pribadi milik mereka untuk dijadikan tempat penampungan sementara sampah masyarakat.

Langkah mulia ini bukan sekadar soal menyediakan lahan kosong, melainkan bentuk nyata kehadiran hati nurani di tengah masyarakat modern yang kerap individualistis. Saat dikonfirmasi, keduanya enggan mempublikasikan niat baik tersebut.

BACA JUGA  Pengadilan Negeri Cibinong Gelar Sidang Terbuka Pertama Perselingkuhan Oknum Guru SD Negeri 02 Cibatok

“Kami hanya ingin membantu, semata-mata demi kemaslahatan bersama,” ujar salah satu dari mereka singkat, Selasa (17/06/2025).

Kepala Desa Karang Agung, Ali Wardana, tak menutupi rasa hormat dan apresiasinya terhadap sikap dermawan tersebut. “Kami sangat berterima kasih. Warga seperti ini patut menjadi teladan. Pinjaman lahan ini sangat membantu dalam menjaga kebersihan desa,” ucapnya.

Bukan hanya sekadar meminjamkan lahan, pengelolaan tempat penampungan sampah sementara ini juga mendapat dukungan dari mitra lain.

Setiap dua bulan sekali, pihak Pertamina Hulu Energi (PHE) turut andil dalam proses pembersihan lahan dengan menurunkan alat berat berupa ekskavator.

Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa jika masyarakat, pemerintah, dan perusahaan bersinergi, maka solusi terhadap persoalan lingkungan bukan hal yang mustahil.

BACA JUGA  Ketua DPRD Kabupaten Bekasi : Setelah Bangli Ditertibkan dan Sungai Dibersihkan Jangan Sampai Ada Oknum Mamanfaatkan Kembali

Langkah Wantoro, S. Kep., M. Kes., dan Marlina, S. Kep., adalah potret nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil dan pribadi.

Keteladanan seperti ini perlu diangkat, disebarluaskan, dan ditiru oleh masyarakat luas—bahwa gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan adalah warisan budaya yang tetap hidup di hati sebagian warga negeri ini. (Bm/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *