Banjarbaru || Bramastanews.com
Ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mengikuti kegiatan voluntary konseling and testing (VCT) mobile dan infeksi menular seksual (IMS) yang bertempat di halaman Klinik Pratama Lapas Kelas IIB Banjarbaru. Rabu (15/03/2023).
Kalapas Kelas IIB Banjarbaru, Amico Balalembang melalui Kasubsi Perawatan, Dedi Safitri menjelaskan bahwa kegiatan VCT mobile maupun IMS dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes Kota Banjarbaru).
“sebanyak 200 Warga Binaan hari ini dilakukan pengambilan darah untuk tes HIV maupun IMS. Kegiatan ini sudah rutin kita laksanakan bekerja sama dengan Dinkes Kota Banjarbaru sebagai upaya dalam melakukan penemuan dini serta mencegah terjadinya HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dikalangan warga binaan,” jelas Dedi.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Hj. Rahmaniah mengatakan bahwa kegiatan VCT mobile ini dalam rangka menuju Kota Banjarbaru Three Zero (30) HIV/AIDS tahun 2030 yaitu tidak ditemukan kasus baru, tidak ada diskriminasi dan tidak ada kematian disebabkan oleh HIV/AIDS.
“Kita pilih Lapas Banjarbaru dikarenakan banyaknya populasi yang beresiko penularan HIV, seperti penularan lewat jarum suntik (tato), dan seks bebas (ketika diluar lapas). Kita khawatirkan ada populasi di Lapas ini,” ujarnya.
Dibeberkan Hj. Rahmaniah, Dinkes Banjarbaru menargetkan melakukan pemeriksaan HIV kepada 1200 orang masyarakat dalam tahun 2023 ini dengan menyasar beberapa populasi masyarakat di Kota Banjarbaru.
“tidak hanya di Lapas, program kita juga menyasar populasi lainnya yang rentan penularan HIV di masyarakat kota Banjarbaru dan menargetkan pada tahun 2030 nanti tidak adal agi kasus kematian disebabkan oleh HIV atau IMS lainnya,” bebernya.
Lebih lanjut, Hj. Rahmaniah mengatakan pemeriksaan VCT mobile ini adalah sebagai upaya untuk mengetahui status HIV, jika ditemukan secepatnya dilakukan pengobatan.
“Untuk hasil pemeriksaan HIV/IMS di Lapas Banjarbaru sendiri, dari 200 Warga Binaan yang kita periksa, semuanya menunjukkan hasil negatif,” ungkap Hj. Rahmaniah.(***)