Pakar Green Building: Denmark Menyerah Capai Target Carbon Neutral 2025. Mampukah Indonesia?
Memasuki abad ke-21, dunia menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang semakin serius, seperti pemanasan global, perubahan iklim, banjir, polusi, ataupun pengelolaan sampah. Isu ini juga mengancam keberlanjutan lingkungan dan kehidupan. Untuk menghadapinya, diperlukan komitmen bersama dari semua pihak.
Menyikapi hal tersebut, bersamaan dengan momentum Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada tanggal 10 Agustus 2023, Ecobuild menyelenggarakan Talkshow dengan tema “Strategi Green Building Menuju Indonesia Net Zero Emission 2060”.
Para pakar Bangunan Hijau berbicara dan menyampaikan pandangannya mengenai hal ini, diantaranya Iwan Prijanto (Chairperson Green Building Council Indonesia), Doti Windajani (Ketua Ikatan Arsitek Indonesia – Jakarta), Bintang Agus Nugroho (Ketua Umum Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia) dan Yadi Krisnadi (Chairman & Advisor EcoBuild).
Talkshow ini diselenggarakan secara online dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube serta diikuti lebih dari 300 peserta dari berbagai kalangan seperti praktisi, akademisi, perusahaan, pemerintah, asosiasi dan media.
Acara ini dibuka oleh Wiza Hidayat (CEO Ecobuild) dan dipandu oleh Nur Shabrina Zulfa (Lead Designer – Arkadia Works) sebagai moderator. Wiza memaparkan bahwa untuk mencapai target Indonesia net zero emission 2060, diperlukan kerjasama dan kolaborasi dari seluruh pihak di Indonesia.
Iwan Prijanto menyampaikan bahwa pada akhir tahun lalu, kota paling sustain di dunia yaitu Copenhagen (Denmark) menyerah untuk mencapai target karbon netral pada tahun 2025. Bukan tidak mungkin hal serupa terjadi pada Indonesia. “Untuk menghadapinya, Indonesia harus mulai dari solusi-solusi berbasis nature. Kemudian gunakan low-embodied carbon material, misalnya material lokal dan material 3R (reduce, reuse, recycle). Selanjutnya kurangi penggunaan energi hingga serendah mungkin, dan gunakan ventilasi alami untuk mencapai kenyamanan termal”, jelas Iwan.
Doti Windajani memaparkan bahwa Jakarta masih menghadapi isu urban heat island. “Pemanfaatan lahan di Jakarta untuk hunian mencapai ±50% sehingga diperlukan standard untuk properti agar target zero emission di negara dapat terukur. Untuk itu diperlukan kolaborasi semua pihak untuk memastikan rencana net zero emission 2060 di Jakarta bisa berjalan dengan baik”, papar Doti.
Bintang Agus Nugroho menyampaikan bahwa ketika para profesional memulai praktik dengan kesadaran lingkungan, mereka akan mengajak orang lain untuk berpartisipasi dalam hal tersebut, baru kemudian teknologi dimasukkan untuk mewujudkannya. “Kesan bahwa green building merupakan praktik yang mahal bisa kita koreksi namun membutuhkan kreativitas, ilmu fasih, dan pemahaman yang luas tentang perkembangan ilmu”, papar Bintang.
Yadi Krisnadi memaparkan langkah-langkah menuju bangunan net zero. “Mulailah dari hal-hal kecil yang bersifat permanen. Pertama-tama, terapkan passive design di bangunan, kemudian lakukan efisiensi dalam penggunaan listrik dan air. Manfaatkan energi terbarukan dalam lahan (onsite) dan apabila memungkinkan, manfaatkan energi terbarukan di luar lahan (offsite) berupa pembelian Renewable Energy Certificate”, papar Yadi Krisnadi.
Sebagai bentuk apresiasi, Ecobuild menanamkan 10 pohon Mangrove di Semarang, Jawa Tengah atas nama masing-masing narasumber. Penanaman pohon ini merupakan simbol komitmen Ecobuild untuk ikut serta dalam melestarikan lingkungan hidup yang berkelanjutan bagi generasi berikutnya.
Ecobuild is an Indonesia consulting firm with expertise in Green Building Consultation. Ecobuild founded on the mission to solve the climate-related issues through green & sustainable building for a better tomorrow.
Ecobuild consist of talented professionals with long track record in green building consultancy who have great passion in green building & sustainability initiatives.
[email protected]
+62 852-8006-4343
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES