, ,

PMI Asal Cianjur Laporkan PTM ke KP2MI, Jalani Operasi di Perut Tanpa Persetujuan, 4 Titik Bekas Operasi Jadi Bukti

oleh -69 Dilihat
oleh

PMI Asal Cianjur Laporkan PTM ke KP2MI, Jalani Operasi di Perut Tanpa Persetujuan, 4 Titik Bekas Operasi Jadi Bukti

CIANJUR // Bramastanews.com_Pekerja Migran Indonesia asal Cianjur Jawa Barat datangi kantor Kementrian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) di Jakarta pada (17/3/2025) untuk laporkan perusahaan penempatan pekerja migran yang sebelumnya berangkatkan dirinya ke Timur Tengah.

Didampingi Ibu kandungnya beserta Tim Posko Pengaduan PMI asal Bandung Barat, mantan PMI yang bernama lengkap Neng Ulva akhirnya jelaskan kronologi yang dialaminya selama berada di Saudia Arabia.

BACA JUGA  Pasca Pulang, Nuryati PMI Diduga Korban Eksploitasi dan Perdagangan Orang, Diabaikan PT. PTM?

Neng Ulva (29) mengaku direkrut Samsudin asal Cianjur yang selanjutnya diproses keberangkatannya oleh PT. Putera Timur Mandiri (PTM) ke Saudi Arabia.

Dalam sebuah kesempatan, kepada awak media Neng Ulva jelaskan awal mula keberangkatannya ke Timur Tengah.

“Saya direkrut sponsor bernama Samsudin asal Cianjur, kemudian saya di bawa ke kantor penampungan PTM di Jakarta, disana saya di Interview oleh Bu Reni sama Pak Yana. Saya dibawa ke tempat medikal, setelah itu saya menunggu hasilnya, dan pada malamnya saya diberitahu hasilnya pending atau unfit.

BACA JUGA  TKW Asal Cianjur Dipaksa Kerja Meski Sakit, Kerap Diancam Akan Dibunuh Pihak Sarikah

“Paginya tanpa medikal ulang saya dinyatakan Fit oleh Bu Reni, dan langsung berangkat pasporan di Imigrasi Cibubur. Setelah itu saya pulang bersama sponsor ke Cianjur dan menunggu di rumah selama dua minggu. Kemudian saya diberangkatkan ke PTM lagi untuk penerbangan, dan pada tanggal 22 Juli 2024 saya terbang lewat Bandara Sukarno-Hatta, transit di Sen-Zhen China, dan terbang lagi ke Riyadh.

“Tiba di Riyadh saya dapat majikan dan bekerja selama 1 minggu, kemudian saya dipulangkan ke Sarikah karena saya sakit. Di Sarikah itu saya terjatuh dan keseleo lutut, saya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Elaz namun kemudian dipindah ke Rumah Sakit Green Hospital.

BACA JUGA  PMI Ilegal Rekrutan PT PTM Mengaku Dianiaya Majikan, Ormas Garuda Bakal Layangkan Surat Somasi Pasal TPPO

“Saya dinyatakan harus jalani operasi, dan pada tanggal 15 September 2024, tanpa ada kejelasan serta persetujuan, saya akhirnya di operasi di bagian perut. Padahal yang saya keluhkan sakit dibagian lutut, namun tindakan operasi yang saya jalani dibagian perut, sehingga ada bekas sebanyak 4 titik bekas operasi di perut saya ini,” ungkap Neng Ulva kepada awak media.

Ulva juga jelaskan bila pasca operasi dirinya tak dapatkan penjelasan terkait hasil operasi tersebut dari pihak Rumah Sakit, namun saat ini dirinya alami dampak negatif diduga efek dari tindakan operasi yang dialaminya saat di Saudi Arabia.

“Saya sekarang cepat lemas, kondisi saya tidak fit, seperti saat sebelum operasi. Makan juga sama sekali tak berselera, harus dipaksakan, dan hal ini saya alami dalam waktu lama, saya takut kedepan ada apa-apa dengan kesehatan saya,” keluhnya.

BACA JUGA  Nuryati, PMI Asal Karawang Korban Eksploitasi & Perdagangan Orang Akhirnya Pulang, PTM Lagi-lagi Bungkam?
BACA JUGA  Marak Persoalan..!! Dirjen Binapenta Kemenaker RI Saatnya Kaji Ulang Perijinan PT. PTM

Lebih lanjut menurutnya pihak sponsor dan PTM sama sekali tak merespon keluhan yang sempat disampaikan sebelumnya. Sehingga akhirnya Neng Ulva bersama keluarga sepakat untuk melaporkan PTM ke KP2MI di Jakarta.

Menurut Eti Kurnia, Ibu kandung Neng Ulva, respon pihak PTM dan sponsor yang pernah berangkatkan anaknya saat diminta pertanggungjawaban atas yang terjadi terhadap anaknya sama sekali tidak ada.

BACA JUGA  Lagi-Lagi, PMI Bermasalah Sebut di Berangkatkan PT PTM, Anak Kandung Tuntut Ibunya di Pulangkan

BACA JUGA  "Aktivis Peduli Pekerja Migran" Berhasil Gagalkan Pemberangkatan Enam Calon PMI Ilegal di Bandara Soekarno-Hatta

“Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu, masa sekelas lakukan operasi kok tidak ada permintaan persetujuan sama sekali terhadap yang bersangkutan, apalagi pihak keluarga,” ujarnya.

“Saya akan menuntut perusahaan yang telah berangkatkan anak saya dan pihak lain yang terlibat,” pungkasnya.

Editor: Gunawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *