,

Survei Elektabilitas Bakal Calon Bupati Purwakarta di Pilkada 2024, Masihkah Bisa Dipercaya?

oleh -238 Dilihat
oleh

PURWAKARTA || Bramastanews.com_Survei untuk kepentingan politik, khususnya dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Purwakarta, sudah barang tentu membutuhkan waktu juga biaya yang tidak sedikit, sebab lembaga-lembaga survei dalam melakukan kerjanya, tentu menggunakan perangkat juga sumberdaya manusia yang harus dibayar jasanya.

Berkenaan dengan adanya hasil survei yang beredar, yang dilakukan beberapa lembaga survei, terkait figur beberapa calon di Pilkada 2024. Dengan hasil berbeda, diduga merupakan sebuah upaya untuk menonjolkan calon tertentu, untuk mempengaruhi suara serta kepercayaan publik.

Diakui atau tidak, survei seperti itu di indikasikan sebagai bentuk “ORDER SURVEY” sebab hasilnya miliki kecenderungan terhadap satu calon tertentu. Dengan kondisi itu, mata masyarakat akan semakin terbuka akan adanya pengondisian sesuai pesanan.

Sementara, adanya kecenderungan perubahan ketertarikan pilihan dari masyarakat sangat jelas terlihat, diduga hal itu tak lepas dari pengaruh faktor makin intensnya para calon tertentu melakukan pendekatan politik secara langsung ke masyarakat dan ke basis-basis politik.

Tingkat popularitas dan elektabilitas bakal calon Bupati, belakangan diketahui terjadi perubahan yang signifikan.

Realitasnya, figur seperti Anne Ratna Mustika, Ivan Kuntara dan Zaenal Arifin, dengan “Political Approach” (pendekatan politik) yang dilakukannya, membuat namanya tambah mengemuka di masyarakat.

Sementara figur lainnya seperti, Saepul Bahri (Binjein) dan Hidayat, yang telah melakukan sosialisasi jauh-jauh hari, ditambah kemunculan Yadi Rusmayadi serta calon-calon lainnya, membuat peta elektabilitasnya berpotensi semakin terganggu, dan bisa saja terjadi pengalihan kesukaan yang berbuah pengalihan pilihan di masyarakat, dengan munculnya figur-figur lain yang mulai bersosialisasi.

Munculnya nama-nama yang dari awal tidak memiliki keinginan mencalonkan, termasuk nama para ketua partai, mengindikasikan bahwa survei itu sebenarnya dirilis jauh sebelum Pilpres dan Pileg 2024 diselenggarakan, yang kemudian baru dimunculkan saat ini, hal itu diduga kuat untuk mempengaruhi dan bahkan mengelabui publik, dimana lagi-lagi diduga berkaitan dengan kepentingan figur calon tertentu.

Berkaitan dengan trend politik di Pilkada Purwakarta 2024, perubahan ketertarikan dan pilihan masyarakat terhadap para calon diperkirakan sudah banyak bergeser. Oleh karena itu, meski telah ada hasil survei yang dirilis kembali, jelas akan terbantahkan oleh fakta serta realita yang sebenarnya.

Sehingga dapat disimpulkan, survei yang selama ini kerap dipublikasi ke publik, bisa dikatakan sudah tidak relevan lagi dengan dinamika politik yang saat ini terjadi di masyarakat.

Terkait adanya nama-nama yang masuk di daftar hasil survei dan dinyatakan raih elektabilitas serta popularitas, namun malah tak berkaitan dengan pencalonan dalam Pilkada, menandakan bahwa survei yang dilakukan bersifat spekulatif, karena tidak menyentuh sasaran yang konstruktif.

Oleh sebab itu, hasil survei yang dikemukakan ke publik berkaitan dengan Pilkada Purwakarta 2024, validasinya tidak bisa dijadikan jaminan. (Red)