Kisruh Pj Bupati Bekasi, Haetami: Dani Ramdan dan Doni Ardon Harus Dipertemukan, Saksinya Gubernur!

oleh -338 Dilihat

BEKASI.Bramastanews.com – Kisruh yang terjadi di Kabupaten Bekaai mengundang perhatian para tokoh masyarakat di Kabupaten Bekasi. Mereka menilai kekisruhan terjadi pasca pelaporan kode etik oleh Dani Ramdan yang dilaporkan Badan Komite Pemberantasan Korupsi (BKPK) Kabupaten Bekasi ke Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, sebulanan lalu.

Para tokoh juga berpendapat seharusnya Dani Ramdan dipertemukan dengan jajaran pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Bekasi.

“Kedua pihak harus dikonfrontir untuk menjawab kekisruhan yang terjadi, saksinya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” saran tokoh masyarakat Kabupaten Bekasi, Haetami, Selasa, 13 Desember 2022.

BACA JUGA  Menjelang Bulan Suci Ramadan 1445 H, Jajaran Polres PALI Menggelar Giat Ketersedian Bahan Pokok Sembako, Di Pasar Inpres Pendopo PALI

Dia mengatakan, kekisruhan terjadi akibat Dani Ramdan dinilai tidak komitmen dengan janjinya terhadap perkumpulan para pengusaha media online di Kabupaten Bekasi tersebut.

Diketahui, janji Dani Ramdan ke SMSI Kabupaten Bekasi dilakukan secara tertulis dan ditandatangani di atas meterai 10 ribu rupiah.

“Keduanya juga berfoto sambil memegang surat perjanjian tersebut,” ungkap Haetami.

Menurutnya, sejumlah ormas di Kabupaten Bekasi juga merasa dibohongi Dani Ramdan dan mulai gerah.

“Sebelum menjabat Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan banyak memberi janji ke sejumlah ormas dan janji itu belum dipenuhinya,” ungkap Haetami.

BACA JUGA  Kapolda Kalbar Gelar Support Psikologi dan Layanan Kesehatan Untuk Purnawirawan Polri

Terpisah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bekasi berencana aksi ke Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Rabu (14/12/2022) besok.

Aksi demo tersebut menuntut DPRD Kabupaten Bekasi melakukan sosial kontrolnya terhadap Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan yang dianggap tidak maksimal dalam bekerja.

“Selama Dani Ramdan menjabat Pj Bupati Bekasi, penyerapan anggaran justru tidak maksimal”.

“Apalagi adanya desas desus tentang rotasi mutasi yang digelar karena kepentingan, dan bukan lagi secara kompetensi,” ungkap Sekretaris DPC GMNI Kabupaten Bekasi, Rendy R. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *