Kate Victoria LimDu Uya Kuya Pertanyakan Proses Hukum Dugaan KTP Ganda Jaksa Agung

oleh -95 Dilihat

Jakarta.bramastanews.com-Kate Victoria Lim gadis 15 thn anak pengacara Alvin Lim, dalam wawancara Uya Kuya menyampaikan keluh kesah dan aspirasinya terkait penegakan hukum Di Indonesia. Hal ini imbas dari ditahannya Alvin Lim dari dugaan ikut serta memalsukan ktp.

Dalam podcast Uya Kuya, Kate mempertanyakan kenapa hal yang sama terkait dugaan KTP palsu atas nama Burhanudin dengan 3 tahun lahir yang Berbeda, justru tidak pernah diproses atau diselidiki oleh pihak berwenang padahal, Alvin Lim sudah membuat laporan resmi ke Jamwas terkait ktp aspal ini. Kate mempertanyakan kenapa ada perbedaan penanganan kasus dugaan Ktp palsu yang digunakan oleh Jaksa Agung? “Aneh, pejabat negara ditanyakan perihal dugaan ktp palsu, bukan dijawab/klarifikasi, malah Di kriminalisasi oleh oknum aparat? Ayah saya divonis 4.5tahun utk kerugian 6 juta perak, sedangkan Pinangki terima gratifikasi milyaran, hanya vonis 4 tahun. Apakah Adil?”

Kate Victoria Lim menjelaskan bahwa ini bukan pertama kalinya, ayahnya dikrminalisasi, sebelumnya juga Alvin Lim sempat ditahan 9 Bulan atas sangkaan penculikan anak. Padahal Alvin Lim hanya mengambil Kate, anak kandungnya sendiri dari rumah orang lain. Alvin Lim yang terkenal vokal, disebut Dahlan Iskan sebagai pengacara paling berani menghajar polisi dan jaksa serta membela masyarakat yang menjadi korban investasi bodong. Prestasinya antara lain, mengawal kasus Indosurya, hingga Henry Surya Ditahan. Bahkan, berani membongkar modus P19 mati kejaksaan yang sempat membuat Henry Surya lepas demi hukum.

BACA JUGA  Terpilih Menjadi Ketua Umum PPDI, Norman Yulian Beberkan Program 100 Hari Kerja

Kate Victoria Lim, selaku putri tunggal Alvin Lim, sejak ayahnya ditahan mulai aktif bersuara meneriakan keadilan. Bahkan ikut Dalam orasi di depan gedung MA Dan kejagung meminta agar ayahnya dibebaskan Karena menjadi korban kriminalisasi. Gerakan Alvin Lim dan Kate Victoria Lim mendulang dukungan masyarakat luas yang mayoritas merasakan dampak buruknya penegakan hukum di Indonesia. ( red )