Sebagai Bekal Kembali Ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas Kelas IIB Banjarbaru Kembangkan Budidaya Jangkrik

oleh -131 Dilihat

Banjarbaru || bramastanews.com

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Banjarbaru kini tengah mengembangkan budidaya Jangkrik sebagai bekal yang dapat dipergunakan ketika kembali ke masyarakat. Pada Kamis, (02/02/2023).

Kalapas Kelas IIB Banjarbaru, Amico Balalembang menerangkan budidaya jangkrik ini merupakan kegiatan pembinaan kemandirian terbaru dari Kegiatan Kerja yang ada di Lapas Kelas IIB Banjarbaru.

“pembinaan kemandirian budidaya jangkrik ini dikembangkan bagi warga binaan dengan tujuan agar memiliki modal keterampilan yang siap berdikari menjalankan usaha selepas menjalani masa pidananya.” terangnya

Kalapas Amico menyampaikan bahwa keuntungan penjualan jangkrik ini nantinya akan diberikan kepada warga binaan berupa premi/upah sebagai bentuk apresiasi karena telah menghasilkan suatu produk bernilai jual.

BACA JUGA  IPTU FREDY FRANSE TRIWAHYUDI, SH, Pimpin Langsung Razia Terpadu, Demi Menjaga Keamanan Wilayahnya

“budidaya jangkrik ini adalah salah satu produk yang bernilai jual. Maka dari itu, 50% keuntungan dari penjualan jangkrik nantinya akan kita berikan premi/upah kepada warga binaan, 15% disetorkan melalui PNBP dan 35% untuk menambah modal budidaya,” bebernya.

“Premi/upah yang diberikan, harapannya menjadi semangat bagi warga binaan untuk lebih produktif lagi dalam menghasilkan karya yang bernilai jual, seperti budidaya jangkrik ini,” tambahnya.

Sementara itu, Kasubsi Kegiatan Kerja, Ady Tri Marwoko menjelaskan budidaya jangkrik ini awalnya dengan membeli telur jangkrik, kemudian ditetaskan dalam kandang, dan diternak hingga bisa dipanen oleh warga binaan.

“karena masih pemula, untuk awal ini kita beli telur jangkrik sebanyak 0,5 Kg untuk ditetaskan dan waktu pemanenan jangkrik berkisar antara 30-40 hari sejak menetas dengan perkiraan hasil panen mencapai 15-20 Kg,” jelasnya.

BACA JUGA  Kabid Humas Polda Jabar : Kapolres hadiri Khitanan Masal dalam rangka Hari Nelayan Palabuhanratu ke 63

Dikatakan Ady Tri, budidaya jangkrik dilakukan pada satu buah kandang berukuran 120 cm X 240 cm yang terbuat dari bahan kayu dan triplex dan didalamnya terdapat rak-rak telur sebagai wadah pertumbuhan jangkrik.

“Sementara ini masih memakai satu kandang saja dengan dikelola satu orang warga binaan. Jika panen berhasil, tentu kandangnya akan kita tambah lagi beserta pekerjanya,” katanya.

Ady Tri menyampaikan bahwa untuk perawatan budidaya jangkrik sendiri terbilang cukup mudah, namun diperlu ketelatenan untuk mencapai hasil panen yang diharapkan.

“setiap hari kita berikan pakan untuk jangkrik berupa konsentrat ayam yang sudah dihaluskan, dan potongan gedebog pisang yang masih segar, serta tambahan vitamin untuk membantu percepatan pertumbuhan jangkrik,” tuturnya.

BACA JUGA  Klinik Mitra Mulia Medika Tak Indahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Tetap Beroperasi Tanpa SIO

Lebih lanjut, Ady Tri mengungkapkan bahwa penjualan hasil panen jangkrik nantinya sudah mempunyai pembeli dari dari luar lapas dan Panen jangkrik dapat disesuaikan dengan permintaan pembeli.

“sangat bersyukur, sudah punya pembeli dari luar lapas dan panen jangkrik dapat menyesuaikan dengan permintaan pembeli, apakah mau jangkrik muda atau jangkrik yang dewasa,” ungkapnya.

“semoga panen jangkrik nanti sesuai yang diharapkan dan terlaksana secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang guna menciptakan WBP yang terampil dan produktif dimasa yang akan datang,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *