,

Sosialisasi Destinasi Wisata Budaya Dan Pengelolaan Daya Tarik Wisata

oleh -184 Dilihat

Bekasi-Jabar || Bramastanews.com

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat yang melibatkan pelaku usaha,pelaku Seni budaya dan pengelolaan daya tarik wisata dengan mengusung tema “Sosialisasi Destinasi Wisata Budaya Dan Pengelolaan Daya Tarik Wisata”, yang dibuka oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Barat, bertempat di Nuanza Hotel Jumat, (2/2/2024).

Wisata budaya adalah salah satu bentuk pariwisata yang menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Dalam wisata budaya, kegiatan yang dilakukan melalui pengalaman dan pemahaman mengenai kekayaan budaya dan sejarah suatu tempat.Hal inilah yang membuat banyak orang penasaran dengan destinasi wisata tersebut dan tujuan dari wisata budaya sendiri untuk melestarikan dan mengenalkan budaya serta sejarah setempat kepada wisatawan.

Reza Nurali Kabid Budaya Disbudpar dalam sambutannya mengatakan, bentuk program kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Destinasi Wisata Budaya diharapkan mampu mendorong partisipasi dan dukungan masyarakat dalam mewujudkan iklim yang baik bagi tumbuh kembangnya kepariwisataan bahwa pariwisata bagaian dari kearifan lokal untuk memajukan Daerah Jawa Barat maka masyarakat harus melestarikan Tempat- tempat wisata.Jika budaya-budaya kearifan lokal ini benar-benar dikembangkan secara baik dan terencana, akan menjadi daya tarik serta nilai jual tersendiri kepada para wisatawan.Ttradisi serta budaya yang sudah ada ini terus dilaksanakan, dikembangkan dan dilestarikan, sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun luar untuk datang”,ucapnya.

Anggota DPRD provinsi Jabar H .Irpan Haeroni, SM juga Mengatakan”Daya tarik yang begitu kuat pada agenda pariwisata budaya tersebut, kiranya perlu dipertahankan dengan memberikan banyak variasi. Implikasinya, destinasi pariwisata tersebut perlu menghindari kecenderungan untuk memproduksi atau mengkolaborasikan atraksi yang monoton atau sejenis. Hal itu perlu disiasati agar wisatawan tidak jenuh dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat antar destinasi wisata.

“Dengan demikian kiranya diperlukan kebijakan partisipatif yang melibatkan semua pihak, baik pemerintah, pihak swasta, biro perjalanan, lembaga adat, atau komunitas lokal, agar pembangunan pariwisata budaya berbasis masyarakat dapat berjalan konsisten dan berkelanjutan. Dukungan dan keterlibatan semua pihak dapat menjadi jaminan untuk mengedepankan pembangunan pariwisata budaya yang akomodatif”, ucapnya.

“Kegiatan ini patut diapresiasi karena bertujuan untuk kita mengangkat potensi wisata berbasis lokal dimana ada tempat- tempat yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata unggul yang sudah diketahui dan ada pula yang belum sama sekali di ketahui bahwa wisata adalah kearifan lokal yang perlu di lestarikan karna bukan orang lain yang melestarikan melainkan kita sendiri”,jelasnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *