Atap Nyaris Roboh SDN 10 di PALI Memprihatinkan, Siswa Belajar Tidak Optimal Masih Kekurangan Ruang Kelas 

oleh -183 Dilihat

PALI – Bramastanews.com, Kondisi memprihatinkan di sekolah SD Negeri 10 Penukal terletak di Desa Raja Jaya Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Sekolah dasar tersebut terpaksa menjalankan kegiatan belajar mengajar dalam dua waktu karena keterbatasan ruang kelas, sementara atap salah satu bangunan nyaris roboh akibat tertimpa pohon tumbang.

Foto: Kondisi Atap Bangunan SD Negeri 10 Penukal PALI (Dok/Bm).

Bangunan yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar kini justru menjadi ancaman.

Kepala SD Negeri 10 Penukal, A. Kadir, S. Pd. SD., menjelaskan, dari sembilan rombongan belajar (rombel), SDN 10 Penukal hanya memiliki enam ruang kelas aktif, yang membuat pihak sekolah harus membagi waktu belajar,dan menggunakan ruang perpustakaan menjadi ruang kelas belajar muridnya.

BACA JUGA  BIADAB..!! TKW Asal Bojong Disiksa sampai Buta di Malaysia, Pulang tak Bawa Uang

“Kami sudah ajukan proposal bantuan, tapi belum di bangun. Saat ini anak anak dibagi jadwal belajar menjadi dua waktu, dan juga perpustakaan terpaksa harus digunakan menjadi ruangan belajar,” ujar A. Kadir, S.Pd, SD, Kepala SDN 10 Penukal saat ditemui awak media (28/5/2025).

Kondisi fasilitas lain pun turut menjadi sorotan. sanitasi MCK di sekolah itu terlihat kotor dan rusak, sementara sumber air masih mengandalkan sumur gali yang terbuka dan berpotensi membahayakan keselamatan anak anak.

Data dihimpun di sekolah itu, total murid SD Negeri 10 Penukal mencapai 173 orang, dengan sebaran murid Kelas 1 sebanyak 26 murid, kelas 2 ada 42 siswa, kelas 3 ada 19 siswa, kelas 4 sebanyak 27 murid, kelas 5 ada 24 siswa, dan kelas 6 mencapai 45 murid. Ketimpangan antara jumlah siswa dan ruang belajar membuat proses pembelajaran tidak dapat berlangsung optimal.

BACA JUGA  Polsek Tanah Abang Menggelar Kegiatan KRYD (Razia Terpadu)

A. Kadir mengatakan perbaikan terakhir di sekolah ini tercatat dilakukan pada tahun 2019, sementara sebelumnya pada tahun 2015 saat wilayah ini masih menjadi bagian dari Kabupaten Muara Enim.

“Kami sangat berharap sekolah ini dapat ditambah bangunan gedung ruang kelas,”ungkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *