PALI – Bramastanews.com, Perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) diwarnai keluhan masyarakat akibat krisis air bersih yang melanda sejumlah wilayah. Layanan air bersih dari PDAM Tirta PALI Anugerah mengalami gangguan total, menyebabkan banyak warga kesulitan mendapatkan air, terutama di zona 1 dan zona 2.
Dalam pidatonya saat Sholat Idul Fitri di Masjid Syuhada Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi, Senin (31/3/2025), Bupati PALI, Asgianto, secara terbuka menyampaikan bahwa dirinya mendapat tekanan dari warga akibat krisis ini.
“Hari ini saya diteror masyarakat di zona 1 dan zona 2 karena air tidak mengalir. Yulius (Plt Direktur PDAM), seharusnya Anda lebih pekah terhadap kebutuhan masyarakat, terlebih saat ini momen Idul Fitri. Bahkan di rumah saya sendiri pun tidak ada air!” ujar Asgianto dengan nada kesal.
Hal tersebut ditujukan langsung kepada Plt. Direktur PDAM, Yulius yang baru 3 bulan mejabat sebagai Nahkoda Perusahaan Daerah Air Minum Tirta PALI Anugerah.
Bupati menilai bahwa krisis air yang terjadi merupakan bentuk kelalaian manajemen PDAM yang tidak sigap dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat. Situasi ini memunculkan desakan agar pemerintah daerah menjadikan perbaikan infrastruktur air bersih sebagai prioritas utama.
Warganet Bereaksi
Berita krisis air di PALI langsung mendapat tanggapan dari berbagai pihak, terutama warganet yang mempertanyakan kinerja pemerintah daerah. Kritik semakin menguat setelah media linksumsel.com melaporkan bahwa Bupati PALI baru saja membeli mobil dinas mewah di tengah krisis yang tengah melanda masyarakat.
Berita berjudul “Terlalu Cepat Membeli Mobil Dinas, Bupati PALI Disemprot Masalah PDAM” (1/4/2025), yang kemudian memicu gelombang reaksi dari publik.
Salah satu akun media sosial, @Muliyadi Asoy, mengingatkan bahwa pemimpin terdahulu lebih fokus pada pembangunan infrastruktur yang benar-benar dirasakan masyarakat. Pimpinan yang terdahulu prioritaskan kebutuhan rakyat yaitu pembangunan jalan & kantor yang bersentuhan langsung dengan pelayanan kepada rakyat, Polres Pali, Kejaksaan, Rumah Sakit, Capil, Pol PP, termasuk suntikan dana ke PDAM.
“Luar biasa, tidak banyak koar-koar yang tidak ada manfaatnya. Kami butuh bukti, bukan janji,” tulisnya.
Sementara itu, akun @Amsah_Amsah menyoroti keputusan pemerintah daerah yang dinilai tidak bijak dalam menggunakan anggaran.
“Kalu infrastruktur yang nikmati seluruh rakyat, kalau mobil dinas super mewah hanya bupati yang menikmati. Mumpung lagi menjabat, embat-embat,” tulis @Amsah Amsah.
Desakan Solusi Jangka Panjang
Di tengah kontroversi ini, banyak pihak mendorong agar pemerintah segera mengambil langkah nyata dalam mengatasi krisis air bersih. Beberapa warga menilai bahwa, selain upaya distribusi air dengan truk tangki bisa menjadi solusi jangka pendek, tetapi yang lebih penting adalah adanya kebijakan jangka panjang dengan alokasi anggaran yang lebih efektif.
Sementara itu, Plt. Direktur PDAM PALI, Yulius menjelaskan bahwa H-2 Lebaran mengalami kendala kelistrikan tepatnya di lokasi pompa Muara Sungai, sehingga tidak dapat memproduksi air bersih. Namun, pihaknya telah mengupayakan distribusi air bersih menggunakan mobil tangki yang bantu pihak BPBD.
“Kebetulan kelistrikan pompa di Muara Sungai pada H-2 mengalami kerusakan pada stabilizer/AVR ( Automatic Voltage Regulator) sudah rusak sejak lama (jauh sebelum saya menjabat), ” ungkap Yulius.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah mengupayakan pendekatan dengan pemerintah daerah untuk pengadaan kebutuhan peralatan yang sangat tehnis, yang belum bisa di cover anggaran PDAM.
“Mudah mudahan dalam waktu dekat, kalau cepat terealisasi masalah PDAM akan dapat teratasi, ” tutup Yulius.
Publik berharap, kejadian ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah daerah agar lebih serius dalam memastikan pelayanan publik yang layak bagi masyarakat. Jika tidak ada perbaikan konkret, kepercayaan publik terhadap pemerintahan PALI bisa semakin tergerus. (Bm/Red)