Pelantikan Trump Bisa Jadi Pendorong Harga Bitcoin ke Titik Tertinggi Baru

oleh -18 Dilihat
oleh

Jakarta, 16 Januari 2025 – Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis $100.000 atau Rp1,63 miliar kembali pada hari Kamis (16/1). Lonjakan ini terjadi di tengah optimisme pasar yang dipicu oleh data inflasi yang lebih baik dari perkiraan dan perkembangan positif dalam regulasi kripto di Amerika Serikat.

Laporan terbaru Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024 dilaporkan mencapai 0,4%. Tingkat inflasi secara tahunan atau year on year mencapai 2,9% sesuai ekspektasi pasar. Sementara itu inflasi inti 3,2%, turun dari bulan sebelumnya. Besaran tersebut sedikit lebih baik dari perkiraan sebesar 3,3%. Data ini mengindikasikan potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed, yang membuat investor semakin percaya diri untuk beralih ke aset berisiko seperti Bitcoin.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, memberikan pandangannya terkait hal ini. “Penurunan suku bunga yang diantisipasi oleh pasar telah memberikan angin segar bagi aset kripto. Dengan inflasi yang terkendali, investor melihat Bitcoin sebagai salah satu aset yang menjanjikan untuk lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ungkapnya.

BACA JUGA  Halo Robotics Memperkenalkan Drone Utility Inspection untuk Inspeksi Aset Migas

Selain data inflasi, perubahan kepemimpinan di Securities and Exchange Commission (SEC) turut memberikan sentimen positif. Menurut laporan Reuters, SEC berencana merombak kebijakan kripto dengan memberikan panduan yang lebih jelas terkait status aset kripto sebagai sekuritas. Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk menciptakan regulasi yang lebih ramah bagi industri kripto.

Fyqieh menambahkan, “Kejelasan regulasi akan menjadi katalis utama dalam menarik minat institusi besar untuk masuk ke pasar kripto. Jika kebijakan ini terealisasi, kita bisa melihat lonjakan lebih lanjut pada harga Bitcoin.”

Fluktuasi Harga Antisipasi Pelantikan Donald Trump

Ilustrasi pergerakan Bitcoin. Sumber: Tokocrypto.

Bitcoin sebelumnya mengalami volatilitas yang cukup tajam, turun di bawah $90.000 (Rp1,47 miliar) pada hari Senin, sebelum akhirnya melonjak kembali. Momentum ini didorong oleh data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang juga berada di bawah ekspektasi, memberikan harapan bagi investor bahwa inflasi sedang menuju tren penurunan.

Para analis memproyeksikan Bitcoin dapat terus mempertahankan tren kenaikannya hingga mencapai $103.000 atau sekitar Rp1,68 miliar dalam waktu dekat. Fyqieh memprediksi bahwa Bitcoin dapat mencapai kisaran $101.000 hingga $102.000 dalam beberapa minggu ke depan, didukung oleh data ekonomi yang solid dan antisipasi terhadap pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari mendatang.

BACA JUGA  Lintasarta Hadirkan AI Merdeka untuk Bangun Masa Depan Digital Indonesia melalui Akselerasi Adopsi Teknologi AI

“Bitcoin tampaknya siap melanjutkan tren positifnya di awal tahun 2025. Jika momentum ini terus berlanjut, target berikutnya di $103.000 bukanlah hal yang mustahil. Namun, investor harus tetap memperhatikan risiko pasar untuk mengoptimalkan peluang di tengah fluktuasi yang tinggi,” jelas Fyqieh.

Proyeksi pergerakan harga Bitcoin hingga pelantikan Presiden Trump akan sangat bergantung pada kombinasi sentimen makroekonomi dan katalis pasar kripto. Saat ini, Bitcoin telah menembus level resistensi kunci di $100.000, yang membuka peluang untuk melanjutkan tren bullish menuju target berikutnya di $103.000.

BACA JUGA  Diskon 30% Token BNB Hanya untuk 100 Orang Pertama: Kesempatan Emas yang Tak Boleh Dilewatkan!

Momentum ini didukung oleh optimisme pasar terhadap rencana kebijakan pro-kripto dari pemerintahan baru, seperti inisiatif untuk membangun cadangan Bitcoin strategis nasional yang dapat memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset strategis. 

Namun, beberapa risiko tetap ada. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang dapat memengaruhi sentimen pasar. Probabilitas bahwa suku bunga target federal tetap berada di kisaran 425-450 basis poin mencapai 88,8%, menurut alat FedWatch CME Group. Hal ini dapat membatasi laju kenaikan harga Bitcoin.

“Meski optimisme tinggi, investor perlu tetap waspada terhadap dinamika pasar global. Bitcoin memiliki potensi besar, namun volatilitasnya harus dikelola dengan strategi yang tepat,” tutup Fyqieh.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Penulis: Editor

Gambar Gravatar
Direktur Di PT. Internusa Media Group