PALI – Bramastanews.com, Nurul Ikhwan (48), seorang guru honorer di SMP Negeri 1 Abab Kabupaten PALI, adalah sosok yang penuh dedikasi. Selama 24 tahun, ia telah mencurahkan hidupnya untuk mendidik anak-anak bangsa, meskipun dengan segala keterbatasan yang ada.
Sejak tahun 2000, ia mengajar di SMPN 1 Abab, Kabupaten PALI, tempat yang kini menjadi rumah bagi pengabdiannya hingga saat ini. Namun, perjalanan Pak Iwan sebagai guru dimulai jauh sebelum itu.
Pak Iwan, sapaan akrabnya, mengajar dengan sepenuh hati di SMP Negeri 1 Abab Kabupaten PALI. Dalam pengabdiannya yang panjang, ia hanya menerima gaji sebesar Rp. 400 ribu per bulan dari dana BOS, yang bahkan dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Namun, hal itu tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus memberikan yang terbaik bagi para siswanya.
“Meski gaji kecil, saya tetap bersyukur bisa berbagi ilmu kepada anak-anak, dan masih berharap dapat di angkat PPPK,” ujar Pak Iwan dengan penuh keikhlasan.
Selama bertahun-tahun, Pak Iwan terus menjalankan tugasnya dengan harapan besar: bisa diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun, hingga kini impian tersebut belum juga terwujud. Bahkan pada seleksi PPPK tahun 2024 lalu, ia termasuk salah satu dari 174 tenaga honorer di PALI yang gagal lolos.
Kegagalan tersebut tidak membuatnya patah semangat. Ia berharap pemerintah Kabupaten PALI dapat memberikan prioritas kepada tenaga honorer yang telah lama mengabdi seperti dirinya. “Kami sudah mengabdikan waktu, tenaga, dan hati selama puluhan tahun. Semoga pengabdian ini bisa dihargai dan diprioritaskan,” ungkapnya.
Karir Mengajar Nurul Ikhwan 24 Tahun Mengabdi Sebagai Guru Honorer di Kabupaten PALI
Karir mengajarnya diawali pada tahun 1998 di SD Muhammadiyah Karang Agung. Selama tiga tahun (1998-2001), ia mencurahkan perhatian dan tenaganya untuk mendidik siswa di sekolah swasta tersebut. Di waktu yang hampir bersamaan, ia juga mengajar di SMP PGRI Betung Kecamatan Abab (1998-2003), membagi waktunya demi mendidik generasi muda.
Tahun 2003-2008, Pak Iwan melanjutkan pengabdiannya di SMP Nurul Quran, yang kini dikenal sebagai Amanania Betung Kecamatan Abab. Tidak berhenti di sana, ia juga pernah menjadi bagian dari tenaga pendidik di TK dan SD Dhaifullah Betung Kecamatan Abab (2013-2017) serta SMP dan SMK Bhina Bhakti Betung Kecamatan Abab (2015-2019).
Barulah sejak tahun 2000 hingga kini, Pak Iwan mantap mengabdikan dirinya sepenuhnya di SMPN 1 Abab. Selama 24 tahun di sekolah ini, ia terus menjalankan tugasnya dengan penuh semangat meskipun statusnya sebagai guru honorer belum berubah.
“Saya telah melalui banyak perjalanan dalam dunia pendidikan, tapi di manapun saya mengajar, saya tetap berkomitmen untuk mendidik anak-anak sebaik mungkin,” ujar Pak Iwan.
Dalam pengabdiannya, Pak Iwan pernah mengikuti tes seleksi PPPK sebanyak tiga kali, namun hasilnya belum memihak kepadanya. Meski begitu, ia tetap optimis dan berharap pemerintah Kabupaten PALI dapat memprioritaskan guru-guru honorer yang telah lama mengabdikan diri seperti dirinya.
“Saya hanya ingin keadilan bagi kami yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai guru honorer. Semoga pengabdian ini bisa dihargai,” harapnya.
Kisah Nurul Ikhwan adalah potret perjuangan banyak guru honorer di Indonesia, yang tetap teguh menjalankan tugas meski kesejahteraan mereka masih jauh dari layak. Semoga harapan Pak Iwan dan rekan-rekannya untuk mendapatkan status dan kesejahteraan yang lebih baik dapat segera terwujud, karena mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang pantas mendapatkan penghargaan atas pengorbanannya.