PALI – Brastanews.com, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) pada tahun 2024 bukan sekadar peristiwa politik rutin lima tahunan, melainkan sebuah momentum penting yang akan menentukan arah masa depan daerah. Di tengah tantangan global dan dinamika lokal yang semakin kompleks, rakyat PALI membutuhkan seorang pemimpin visioner yang tidak hanya mampu membaca kebutuhan saat ini, tetapi juga memiliki visi jangka panjang untuk kemajuan daerah. Pilkada di Kabupaten PALI menjadi momentum penting untuk menentukan masa depan yang lebih baik di “Bumi Serepat Serasan”.
Seorang pemimpin visioner adalah sosok yang mampu melihat peluang di tengah tantangan, serta berani mengambil langkah-langkah strategis untuk membawa perubahan yang lebih baik. PALI membutuhkan pemimpin yang bisa merancang dan mewujudkan program pembangunan berkelanjutan, yang tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada penguatan kualitas sumber daya manusia, pelestarian lingkungan, serta pengentasan kemiskinan.
Di era globalisasi ini, pembangunan daerah tidak bisa lagi hanya bergantung pada sumber daya alam semata. Pemimpin PALI harus mampu mendorong inovasi dan teknologi sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi. Selain itu, ia juga harus memiliki komitmen kuat terhadap transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik, demi terciptanya kepercayaan publik yang lebih tinggi.
Namun, masyarakat PALI harus lebih kritis dalam melihat rekam jejak para calon Kepala Daerah, serta mampu menilai apakah visi dan program kerja yang ditawarkan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat dalam jangka panjang. Kampanye politik tidak boleh hanya menjadi ajang obral janji-janji, tetapi harus mempunyai komitmen untuk menjalankan amanah yang dipercayakan masyarakat nantinya setelah terpilih.
Dalam konteks inilah, Pilkada PALI 2024 menjadi sebuah ujian kedewasaan politik bagi masyarakat. Rakyat PALI memiliki tanggung jawab besar untuk memilih pemimpin yang tidak hanya obral janji semata, tetapi juga memiliki integritas, kompetensi, dan visi yang jelas untuk membawa perubahan yang positif dan berkelanjutan.
Saatnya masyarakat PALI bergerak bersama – sama, memikirkan masa depan daerah dengan lebih serius, dan memilih pemimpin yang visioner dan komitmen. Hanya dengan begitu, PALI dapat menjadi daerah yang lebih maju, sejahtera, dan siap menghadapi tantangan global di masa mendatang.
Tantangan dan Isu Utama di Kabupaten PALI
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) adalah salah satu Kabupaten di Sumatra Selatan yang merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran dari Kabupaten Muara Enim yang disahkan tanggal 11 Januari 2013 melalui UU Nomor 7 tahun 2013, yang saat ini sudah berusia 11 tahun.
Dengan usia 11 tahun sebagai daerah otonomi baru ini, tentunya Kabupaten PALI masih membutuhkan perhatian khusus dalam berbagai aspek pembangunan, terutama bidang ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, dan lingkungan.
Meskipun memiliki potensi sumber daya alam berlimpah, tantangan di berbagai sektor memerlukan penanganan segera untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat PALI.
1. Ekonomi
– Ketergantungan pada Sektor Pertanian dan Pertambangan, ekonomi daerah PALI sangat bergantung pada sektor pertanian dan pertambangan, terutama karet dan sawit, batu bara dan minyak bumi. Ketergantungan ini membuat ekonomi daerah ini rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global, terutama pada sektor pertanian yang mayoritas petani karet sangat menggantungkan hidupnya pada sektor ini.
Ditambah lagi harga karet yang tidak stabil dalam kurun waktu 1 dekade belakangan ini, menyebabkan keprihatinan terhadap petani karet. Apalagi pasca disahkannya peraturan dan larangan membuka lahan dengan membakar, budaya pembukaan lahan perkebunan yang notabene masih bersifat tradisional ini tentu memerlukan solusi yang sangat diharapkan oleh masyarakat kepada Peminpin PALI dimasa mendatang.
– Lapangan Kerja Terbatas
Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian dan pertambangan menyebabkan ekonomi menjadi rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan kondisi cuaca. Akibatnya, lapangan kerja menjadi terbatas dan tidak merata, terutama di sektor-sektor di luar pertanian dan pertambangan. Sebagian besar pekerjaan hanya tersedia di sektor-sektor tradisional seperti pertanian dan pertambangan.
Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran masih tinggi, terutama di kalangan muda dan tenaga kerja terampil yang tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka di sektor-sektor tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah PALI dan Pihak swasta untuk bekerja sama dalam mengembangkan kebijakan dan inisiatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur yang mendukung berbagai industri Pariwisata serta penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif bagi usaha kecil dan menengah (UKM) adalah beberapa langkah yang dapat diambil. Dengan demikian, daerah PALI dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sektor-sektor non-pertanian dan non-pertambangan, meningkatkan ketahanan ekonomi, serta mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
2. Infrastruktur
– Kantor Pemerintahan
Kurangnya infrastruktur kantor pemerintahan, terutama kantor Bupati, Kantor DPRD, dan kantor dinas lainnya, merupakan salah satu kendala Kabupaten PALI. Infrastruktur kantor yang tidak memadai dapat menjadi hambatan dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Apalagi saat ini kantor – kantor dinas pemerintah kabupaten PALI mayoritas dengan kontrak sewa, ini akan mempengaruhi efisiensi biaya (cost efficiensy) yang semestinya bisa di alokasikan untuk kegiatan lainya yang dapat mendorong kemajuan PALI.
Dengan meningkatkan infrastruktur kantor pemerintahan, Kabupaten PALI dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam administrasi publik, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan pembangunan daerah secara keseluruhan.
– Jaringan dan Teknologi Internet
Selain infrastruktur fisik, pembangunan jaringan dan teknologi internet juga sangat mendesak bagi Kabupaten PALI, karena masih banyak di berbagai wilayah di Kabupaten PALI yang tidak ada jaringan seluler (blank spot) menjadi salah satu hambatan, hal ini memerlukan kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Pusat dalam hal perencanaan pembangunan BTS di wilayah yang belum tersedia jaringan seluler (blank spot). Juga pembangunan jaringan internet yang saat ini sudah terealisasi dan memakan biaya yang cukup besar, namun masih belum berfungsi secara maksimal tentu juga membutuhkan perhatian serius bagi pemerintah, hal ini akan akan menghambat layanan online dan mobile untuk administrasi publik, bagi masyarakat untuk dapat mengakses layanan pemerintah tanpa harus datang langsung ke kantor. Hal ini dapat mempercepat proses, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi pelayanan.
3. Kesehatan
– Fasilitas Kesehatan
Kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai dan kekurangan tenaga medis yang terlatih merupakan masalah serius yang dapat mengakibatkan layanan kesehatan yang kurang optimal. Situasi ini lebih memprihatinkan lagi ketika ada proyek-proyek besar seperti pembangunan Rumah Sakit Umum Pali dan Rumah Sakit Pratama Tanah Abang yang terhenti atau mangkrak setelah menelan biaya yang sangat besar.
Saat ini masyarakat sangat membutuhkan layanan kesehatan di Kabupaten PALI dapat meningkat secara signifikan. Ini akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, sehingga masyarakat tidak perlu berobat ke rumah sakit di luar PALI. Fasilitas kesehatan yang memadai dan tenaga medis yang terampil di PALI akan memastikan bahwa masyarakat dapat menerima perawatan yang dibutuhkan dengan cepat dan efisien, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.
4. Pendidikan
– Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) sangat membutuhkan perhatian yang serius. Selain pembangunan infrastruktur, pembangunan Sumber Daya Manusia juga penting peningkatan kompetensi guru adalah kunci dalam proses pendidikan yang efektif, karena mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi dan membimbing siswa menuju pencapaian akademik yang lebih baik.
Fasilitas pendidikan yang layak juga sangat penting. Saat ini, banyak sekolah di PALI yang masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan, laboratorium, dan akses terhadap teknologi informasi (jaringan internet). Peningkatan fasilitas pendidikan ini tidak hanya soal kuantitas, tetapi yang lebih penting adalah kualitasnya. Kualitas fasilitas pendidikan yang baik akan mendukung proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien, agar dapat menghasilkan generasi yang lebih kompeten dan siap bersaing di masa depan.
5. Pertanian
Saat ini Petani di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tengah galau dalam menghadapi masalah pembukaan lahan, yang mengalami kesulitan karena belum mendapatkan solusi dari kebiasaan dan tradisi pembukaan lahan dengan membakar. Hal ini sangat di butuhkan solusi seperti pengadaan alat berat gratis dari pemerintah sebagai sarana untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan masyarakat. Selain itu juga masalah yang sering dihadapi ialah kesulitan dalam mendapatkan bantuan bibit, pupuk, dan racun hama yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian mereka. Tantangan utama yang dihadapi adalah akses terbatas ke sumber-sumber bantuan yang dapat membantu mereka memperoleh peralatan dan bahan-bahan pertanian yang diperlukan, seringkali menjadi penghambat bagi para petani kecil.
Kondisi ini menyebabkan petani tetap menggunakan metode pertanian seadanya dengan hasil yang kurang optimal. Maka dari itu dukungan dari Pemerintah sangat diharapkan agar dapat membantu para petani meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan kontribusi petani terhadap perekonomian daerah.
6. Lingkungan
Aktivitas pertambangan yang intensif di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menjadi persoalan bagi kehidupan masyarakat setempat, terutama melalui polusi debu batu bara yang dihasilkan dari proses pengelolaan dan pengangkutan batu bara. Polusi debu batu bara ini sangat berdampak negatif terhadap kenyamanan dan kesehatan warga, khususnya mereka yang tinggal di sekitar area pertambangan.
Pemukiman warga dan sekolah-sekolah sering kali menjadi sasaran utama polusi ini, menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, iritasi mata, dan penyakit kulit. Anak-anak yang bersekolah di sekitar daerah pertambangan juga terkena dampak, yang dapat mengganggu proses belajar mengajar dan mengurangi kualitas pendidikan.
Selain masalah kesehatan, polusi debu batu bara juga merusak lingkungan sekitar, mengotori rumah-rumah, tanaman, dan sumber air. Ini berdampak buruk pada kualitas hidup masyarakat dan dapat menurunkan nilai ekonomi properti masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada tindakan tegas dari pemerintah kepada perusahaan pertambangan untuk mengurangi dampak negatif ini. Langkah-langkah seperti pengelolaan debu yang lebih baik, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, serta pemantauan dan pengawasan yang ketat harus diimplementasikan.
Selain itu, perusahaan pertambangan perlu bertanggung jawab dalam menyediakan kompensasi dan fasilitas kesehatan bagi warga yang terdampak untuk meminimalisir dampak polusi debu batu bara. Serta komitmen dan tanggung jawab dalam pembangunan infrastruktur jalan yang rusak akibat dari aktivitas kegiatan perusahaan tambang yanng menggunakan jalan umum. (BM)