KABUPATEN BEKASI || Proyek penataan (Restorasi lahan) di lokasi Pusat Pangkalan Ikan (PPI ) Paljaya Tarumajaya dan Hybrid Engineering oleh PT. Tata Ruang Pelabuhan Nusantara (PT. TRPN) sempat menjadi sorotan banyak pihak termasuk Tokoh Penggiat Mangrove Tarumajaya dan sejumlah Nelayan pesisir di Tarumajaya.
Diketahui sebelumnya, Dibalik penataan (restorasi lahan) milik PPI Pal Jaya+- 7,4 hektar masih ada cerita lain yang patut dicermati, Karena didalamnya ada pernjanjian kerjasama dengan pihak swasta (PT. TRPN) yang saat ini sedang aktif bekerja untuk membangun badan jalan menuju arah Laut lepas, mirisnya derasnya laju pembangunan di PPI Pal jaya, (seperti pembangunan sejumlah kios dll), Akan tetapi proyek pembangunan tersebut pada awalnya tidak disertai pemasangan papan informasi kegiatan, hal ini penting untuk keterbukaan informasi publik, anggaran dari mana …??
” Sebagai masyarakat nelayan pesisir tentunya sangat mendukung adanya pembangunan (penataan di lingkungan PPI Pal Jaya), karena sudah menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah, baik dari tingkat kabupaten ataupun provinsi, akan tetapi yang terlihat saat ini bukan hanya restorasi atau penataan PPI Paljaya, tetapi ada kegiatan pemasangan Baro di laut (diluar area PPI Pal jaya) yang nantinya berdampak semakin sempit atau mungkin nantinya hilang lokasi pencarian nelayan pinggir,” Kata Samsuri (Bung Sam) Tokoh Penggiat mangrove di wilayah pesisir Tarumajaya, Selasa (30/4/2024).
Jika memang benar lanjut Bung Sam, Apa yang selama ini kami dengar soal lahan laut konon kabarnya sudah bersertifikat, Tentunya cerita bukan hisapan jempol belaka, nyatanya dengan leluasa laut pesisir saat ini sedang aktif dilakukan pengurugan.
” Jadi adanya informasi dugaan lokasi sepanjang pesisir Tarumajaya akan habis bisa jadi benar adanya, dengan adanya pemasangan Baro dan Beco di tengah laut ternyata bukan hanya isapan jempol, Sementara Nelayan tidur pulas dengan dalih iming-iming penataan atau restorasi PPI Pal Jaya dan kolam pelabuhan, Patut dicermati dibalik Restorasi, ada kepentingan lain (di Laut lepas) di luar wilayah 7,4 hektar aset PPI Paljaya,” tambahnya.
Lanjutnya, Jika memang pembangunan di laut terus berjalan, apakah mungkin nantinya nelayan pesisir akan mati perlahan -lahan (lokasi pencarian ikan makin terbatas), Awalnya mimpi kami ganti pemimpin, bahwa nelayan akan sejahtera, ternyata sebaliknya, mungkin tinggal menunggu waktu ,” Kata Bung Sam warga Segarajaya Tarumajaya.
Dirinya berharap, Ada kepedulian serius dari pemerintah kabupaten Bekasi (khususnya Pj bupati Dani Ramdan di penghujung masa jabatannya), habitat mangrove tempat ikan berkembang biak sudah semakin punah, kemana nelayan akan mengadu dan mencari bapak angkat, agar sejumlah permasalahan nelayan pesisir baik yang ada di Tarumajaya sampai Muara bendera dapat didengar.
” Saat ini saja, sering kali nelayan pesisir dihadapkan persoalan limbah yang tak kunjung tuntas entah dari muara CBL atau BKT atau dari perusahaan di sekitar Pal jaya, yang mengakibatkan hasil tangkapan nelayan pinggir semakin berkurang jauh, hal itu menjadi alasan utama Nelayan butuh bapak angkat,” Ujar Bung Sam.
Sangat miris para nelayan pesisir dengan alat tangkap tradisional (jaring, bubu, sero, bogreg, rumpon, Gogoh) bisa jadi nantinya wilayah pencarian ikan akan semakin sempit, atau malah tersingkir, tentunya peran pemerintah punya kuasa, menolak atau di lanjutkan kami tidak dapat berbuat apa-apa, atau diajarkan jadi nelayan tengah atau lainnya.
“Nenek moyang kami dahulunya pelaut, Sebagai masyarakat pesisir tentunya berharap dengan adanya restorasi atau reklamasi atau apapun namanya, Dimana kepedulian pemerintah terhadap nasib nelayan pinggir, atau mereka (nelayan) sengaja ingin di bumi hanguskan, Kami menanti solusi bijak dari dari dinas terkait, kami juga akan bersurat ke ATR/BPN kab.Bekasi serta dan pemerintah pusat soal sertifikat di tengah laut dan yang ada dalam plang proyek restorasi di Pal Jaya,” tutupnya.
Sementara itu, Kepada awak media kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem, Ahman Kurniawan yang ditugaskan di PPI Pal Jaya Tarumajaya menyampaikan, Bahwa diatas lahan +- 7,4 hektar milik PPI PalJaya akan dilakukan Penataan (restorasi lahan) tahap dua.
“Kegiatan penataan (restorasi lahan) PPI Pal Jaya, sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi dengan sejumlah nelayan dan instansi terkait di Kecamatan Tarumajaya termasuk sosialisasi dan restorasi lahan PT. TRPN dengan luas+- 200 Hektare (sepanjang pesisir pantai Tarumajaya),” Kata Ahman Kurniawan beberapa waktu lalu di sekretariat bersama (sebelum dibongkar).
Hingga naskah ini di publish, pihak pihak terkait termasuk PT. TRPN belum dapat terkonfirmasi soal pembangunan/ Hybrid Engineering di pesisir Tarumajaya.
Reporter : (Redaksi)