Purwakarta || Bramastanews.com-Seorang wanita asal Purwakarta Jawa Barat di duga merupakan korban tindak perdagangan orang mengaku alami nasib tragis saat dirinya berada di negara Timur Tengah.
Wanita bernama Nunung (28th) ceritakan secara lengkap seluruh proses dari mulai pemberangkatan, sampai kepulangannya kepada awak media saat diwawancara pada 21/3/2024.
Menurutnya, “awalnya saya diberangkatkan ke Jogjakarta pake bis, kemudian diterbangkan ke Singapura, dan seterusnya terbang lagi ke Srilanka, setelah itu akhirnya sampai di Riyadh Saudi Arabia,
“Pengalaman di sana bisa dibilang merupakan pengalaman terburuk yang pernah saya alami,
saya sakit…tapi terus dipaksa kerja, padahal pihak rumah sakit menyatakan tidak boleh dipekerjakan lagi,
“Tapi mereka terus mempekerjakan saya sampai bolak-balik dari majikan ke Syarikah, majikan syarikah (Agent), akhirnya saya nyerah udah ngga bisa kerja, terus saya DIKURUNG di kantor di sana,
“Setelah DIKURUNG ya biasa dapat hukuman disana, makan kayak ngasih makan apa ya, kayak bukan ngasih makanan ke orang ya, makanannya juga terbatas sudah gitu minumnya dari AIR KRAN, ngga di kasi ijin untuk pegang handphone sama sekali komunikasi dibatasi,” ungkapnya dengan nada sedih.
Lebih lanjut Nunung menuturkan, hal BURUK yang beliau alami selama DIKURUNG selama tiga mingguan, hingga akhirnya saya dikatakan akan diterbangkan untuk dipindahkan Syarikah, namun pas kita pergi, kita malah DiBUANG DI PINGGIR JALAN malam-malam di sana dengan satu teman saya yang sedang sakit Kista,” tambahnya kemudian.
Cerita perlakuan buruk pihak Syarikah maupun majikan dan lainnya terhadap PMI asal Indonesia memang bukan kali ini terjadi, dari beberapa informasi lainnya perlakuan buruk yang pernah dialami PMI lain sampai berakhir mengenaskan.
Keputusan pemerintah sebelumnya yang berlakukan MORATORIUM memang tepat untuk atasi berbagai persoalan yang dialami PMI.
Namun praktik pemberangkatan PMI ke Timur Tengah masih saja diakali dengan berbagai cara, di duga penyelundupan manusia yang dikenal dengan nama PMI (Pekerja Migran Indonesia) turut libatkan banyak pihak.
Namun, pihak PEMROSES merupakan pihak yang semestinya paling bertanggungjawab akan apa yang dialami oleh Nunung.
Iip dan PT Bahana disebut-sebut olehnya sebagai pihak yang memproses keberangkatannya.
Saat dikonfirmasi awak media Iip (sponsor) malah terkesan tak berempati atas apa yang dialami Nunung, mungkin dirinya sudah terbiasa mendengar keluhan PMI yang diberangkatkannya.
Dengan hanya berikan tanggapan singkat, Iip mengatakan,
“Kmslam, nanti pihak PT yang memberikan penjelasannya, saya berikan no TLP bpk/ibu ke pihak PT yang memberangkatkan”
Atas peristiwa yang dialaminya, didampingi aktivis Purwakarta, Nunung berencana akan membuat laporan kepolisian terhadap pemroses keberangkatannya, di duga dirinya merupakan korban praktik perdagangan manusia.
(Tim/red)